29 Karya Film Ramaikan LATAR #1 Prodi FTV ISI Denpasar

 29 Karya Film Ramaikan LATAR #1 Prodi FTV ISI Denpasar

29 Karya Film Ramaikan LATAR #1 Prodi FTV ISI Denpasar/ kabarportal

DENPSAR, KABARPORTAL.COM – Ini yang keren dari penyajian tugas akhir Mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar di tahun 2025. Mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Program Studi (Prodi) Produksi Film dan Televisi (FTV) menampilkan sebanyak 29 karya film secara beruntun.

 

Pemutaran film bertajuk Layar Tugas Akhir (LATAR) #1 X Sinema 21 Premiere itu berlangsung di Gedung Citta Kelangen lt. 3 pada, Jumat 17 Januari 2025. Acara berlangsung sekitar 10 jam itu, menyajikan beragam film, seperti Fiksi, Dokumenter, Video Iklan, Music Video dan Skrip Fiksi.

 

promo pembuatan website bulan ini

LATAR #1 ini layaknya menonton film di sebuah bioskop berkelas dan ternama, dengan suasana nyaman juga akrab. Penonton, didominasi anak-anak muda, setingkat SMA/SMK dan mahasiswa. Hadir pula para mitra, masyarakat seni dan tentunya para dosen di kampus seni itu.



Baca Juga:  Sinopsis, Pemeran dan Link Nonton The Unbreakable Bond

Film-film tersebut merupakan karya Produksi Film dan Televisi Angkatan 2021, sebagai salah satu agenda wajib bagi mahasiswa untuk mengambil Tugas Akhir Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Project Independent.

 

Sebanyak 28 mahasiswa menampilkan Film Fiksi yang rata-rata dengan durasi waktu sekitat 20 – 30 menit. Film Dokumenter sekitar 15 – 24 menit, Video Iklan sekitar 1 menit per karya, dan Music Video sekitar 3-4 menit serta Skrip fiksi sekitar 90 menit.

 



“Acara LATAR #1 ini, kami harapkan bisa berlanjut dan menjadi wadah untuk sineas muda di kalangan mahasiswa ISI Denpasar. Layar tugas akhir yang akan dibawa terus pada angkatan selanjutnya,” kata Koprodi Film dan Televisi, Nyoman Payuyasa, S.pd, M.pd dalam laporannya.

 

Payuyasa menjelaskan sesungguhnya ada sebanyak 31 mahasiswa yang seharusnya membuat karya ini, namun hanya 28 mahasiswa yang berhasil screaning. Artinya ada 3 pasukan yang gugur. “Semoga mereka bangkit, setelah menyaksikan karya teman-temannya,” ucapnya.

Baca Juga:  Ini Lokasi Parkir Resmi Pesta Kesenian Bali 2023

Para mahasiswa yang menyajikan karyanya kali ini, tak terlepas dari para mitra yang memberikan spirit, mulai dari magang hingga penyajian hasil karya saat ini. Karena itu, para Mitra ini memiliki peran penting dalam memberikan bimbingan, alat, sarana dan lainnya.

 

“Kami para dosen telah melakukan bimbingan semaksimal mungkin, tidak hanya karya, tetapi juga attitude atau sikap. Maka progres apapun karya mahasiswa ini adalah hasil jerih payah mereka. Acara ini bukan hanya penghakiman publik untuk penghasilan karya,” ucapnya.

 

Dekan FSRD ISI Denpasar, Prof. Dr. A.A. Gde Bagus Udayana, S.Sn., M.Si sebelum membuka acara LATAR #1 itu menyampaikan, karya seni yang disajikan ini adalah yang terbaik dari hasil belajar dan kerja keras mereka selama belajar di FSRD ISI Denpasar.

Baca Juga:  Menegangkan! Ini 4 Rekomendasi FIlm Live Actions yang Memacu Adrenalin

“Saya memberikan apresiasi yang mendalam kepada para mahasiswa yang menyajikan tugas akhir ini, dan selamat sudah sampai pada acara screening ini. Ini adalah tahapan MBKM yang sangat panjang. Sekali lagi, saya apresiasi film terbaik yang sudah diciptakan ini,” ucapnya.

 

Prof. Bagus Udayana mengatakan, mahasiswa yang menempuh ilmu pendidikan di Prodi FTV ini mesti berbangga. Sebab, Prodi FTV ISI Denpasar telah meraih akredetasi unggul tahun 2024. “Anda harus bisa menpertahankan akredetasi unggul ini,” harapnya.

 

Karena itu, mahasiswa yang tamat di tahun ini, disamping mendapatlan ijasah juga mendapatkan akredetasi unggul. “Dengan begitu, mahasiswa bisa membuat rencara kerja atau usaha, dan bisa pula lanjut studi,” pungkasnya.

 

Usai LATAR #1 dibuka, diawali dengan pemutaran film Tung Tung Uma karya mahasiswa Amrita Dharma. Film ini adalah refleksi dari sebuah perubahan yang terjadi di tanah Bali. Film ini mengangkat pertemuan alam, budaya dan tekanan modernitas.

 

Permainan tradisional megandu yang dimainkan anak-anak di desa, yang meniru cara burung ruak melindungi telurnya, sebagai metafora masyarakat Bali yang mencoba melindungi apa yang berharga bagi mereka (budaya, alam, dan identitas mereka) dari hilangnya perlahan-lahan.

0 Reviews

Write a Review

ikuti kami di Google News

0 Reviews

Write a Review

Baca Juga:

error: Content is protected !!