Kolam Setengah Lingkaran, Air Terjun yang Eksotis, Air Terjun Tibumana Diserbu Wisatawan Sejak 2018

Air Terjun Tibumana/ Google Maps/ kabarportal
BANGLI, KABARPORTAL.COM - Deru air yang jatuh dari ketinggian 18 meter langsung menyambut begitu tiba di dasar lembah. Air Terjun Tibumana, salah satu destinasi wisata alam di Desa Apuan, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli, kini menjadi magnet baru bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan Bali yang masih asri.
Para pengunjung bergantian naik ke atas batu besar di depan air terjun untuk berfoto. Ada yang memilih spot di tepi kolam alami, ada pula yang langsung berganti pakaian dan menceburkan diri berenang menikmati kesegaran air pegunungan.
Di buka untuk umum sejak tahun 2015, Air Terjun Tibumana baru benar-benar ramai dikunjungi mulai 2018. “Sejak 2018 pengunjung mulai berdatangan banyak,” cerita Sulatra, salah satu pemandu lokal di lokasi.
Dari Perjalanan Ekstrem
Dulu, akses menuju air terjun ini terbilang ekstrem. Warga desa harus merangkak dan memanjat tebing untuk bisa sampai. Melihat potensi besar sebagai objek wisata, warga kemudian bergotong royong membangun tangga beton. “Setelah ramai, jalur terus dirapikan dan ditambah fasilitas,” tambah Mudana (30), pengelola sekaligus warga Desa Apuan.
Perjalanan menuju air terjun terasa menyenangkan sejak dari loket masuk. Pengunjung akan melewati jalan aspal selebar dua meter dengan pemandangan sawah hijau membentang. Deretan pohon kelapa yang dihiasi kain poleng kotak-kotak hitam putih semakin menegaskan nuansa khas pedesaan Bali.
Jarak dari area parkir ke air terjun hanya sekitar 300 meter. Tangga turun yang lebarnya satu meter sudah dilengkapi pegangan besi dan lampu penerangan, sehingga aman dilalui bahkan saat senja. Di sepanjang jalur, mata akan dimanjakan pemandangan sawah terasering, pepohonan rimbun, bebatuan alami, hingga dua jembatan bambu yang langsung menjadi spot foto Instagramable dengan latar air terjun kecil.
Air Terjun ada di Tebing
Air Terjun Tibumana sendiri berada di tengah tebing berbentuk setengah lingkaran yang ditumbuhi tanaman merambat sehingga tampak hijau alami. Di belakang tirai air, terdapat cekungan menyerupai gua kecil yang menambah kesan misterius.
Nama “Tibumana” diambil dari sungai yang mengalir di atasnya. Pada musim kemarau, air sungai ini biasanya sangat jernih hingga kolam di bawahnya berwarna biru toska. Sayangnya saat kunjungan tim kami, air masih agak keruh akibat hujan beberapa hari sebelumnya.
ikuti kami di Google News





