Aturan Berbusana Adat Bali Tidak Tertuang di Lontar Namun Ini Konsep Dasarnya

 Aturan Berbusana Adat Bali Tidak Tertuang di Lontar Namun Ini Konsep Dasarnya

ilustrasi by image by Raw_Image6

 

 

KABARPORTAL.COM – Berbusana adat memang tidak tertuang secara pasti dalam lontar. Namun jika melihat secara umum berbusana adat di Bali ada 3 jenis.

 

promo pembuatan website bulan ini

Merangkum dari beragam sumber, secara garis besar bahwa berbusana adat Bali ada 3 jenis yakni nista, madya dan agung.



 

Busa Adat Nista

Baca Juga:  Berdasarkan Bhagawad Gita, Inilah 12 Sifat Atma yang Perlu Diketahui

Jenis busana ini termasuk dalam keseharian yakni lazim digunakan untuk ngayah dan layaknya digunakan dalam keseharian.

 

Jenis busana ada Bali nista ini tidak lengkap dan tidak cocok untuk digunakan dalam sembahyang resmi.



 

Busana Adat Madya

 

Secara garis besar jenis busana madya ini sudah tergolong lengkap dan bisa digunakan untuk melakukan persembahyangan.

Baca Juga:  Berapa Jumlah Pura Padharma di Besakih, Lengkap dengan Namanya

Busana Adat Agung

 

Terkait jenis busa ini bisanya digunakan untuk upacara khusus seperti pawiwahan atau menikah. Jenis busana adat agung ini tergolong sudah sangat lengkap hingga pada bagian aksesoris.

 

Nmaun demikian, perkembangan zaman juga tidak bisa dibendung. Gaya berbusana pun turut terkena imbas dari perkembangan.

Baca Juga:  Pura Tamba Waras Dipercaya Memberikan Kesembuhan dan Kesehatan

Jika diperhatikan lagi, busana adat Bali pun tak luput dari perkembangan zaman. Tidak ada yang salah dengan hal ini namun yang menjadi perhatian bersama adalah aturan saat melaksanakan persembahyangan ke pura.

 

Dengan demikian, umat tidak asal dalam menggunakan pakaian atau busana adat Bali ketika hendak melaksanakan persembahyangan.

 

Ada juga konsep tapak dara atau swastika dalam berbusana adat Bali.

Baca Juga:  Sejarah Singkat Pura Luhur Uluwatu, Lengkap dengan Jadwal Piodalan dan Harga Tiket

Dimana tubuh manusia terbagi menjadi tida yakni Dewa Angga (kepala hingga leher), Manusa Angga (pusar hingga leher) dan Butha Angga (pusar hingga kaki).

 

Perlu diketahui jika konsep swastika ini terbentuk hanya saat manusia menggunakan pakaian adat. ***

0 Reviews

Write a Review

ikuti kami di Google News

0 Reviews

Write a Review

Baca Juga:

error: Content is protected !!