swipe up
[modern_search_box]

Soma Paing Warigadean Waktu yang Tepat Memuja Bhatara Brahma

 Soma Paing Warigadean Waktu yang Tepat Memuja Bhatara Brahma

ilustrasi Bhatara Brahma oleh Unsplash/ kabarportal

DENPASAR, KABARPORTAL.COM - Setiap Soma Pahing Warigadean, umat Hindu Bali memenuhi paibon dan merajan dengan doa dan sesajen untuk memuja Bhatara Brahma, sang dewa pencipta. Hari ini, perpaduan saptawara Soma (Senin), pancawara Pahing, dan wuku Warigadean, menjadi momen spiritual yang dinanti.

Umat mempersembahkan buah-buahan segar dan bunga harum sebagai wujud penghormatan kepada Dewa Brahma, sekaligus mengenang nilai keseimbangan dalam kehidupan.

Berdasarkan Lontar Sundarigama, pedoman upacara Hindu Bali, Soma Pahing Warigadean ditetapkan sebagai waktu pujawali untuk Bhatara Brahma. Dalam teks kuno itu tertulis, “Warigadyan, soma pahing, pjawalin bhatara brahma,” yang menegaskan bahwa hari ini adalah saat suci untuk memuja sang pencipta alam semesta.

Banten yang dihaturkan sederhana namun penuh makna: sedah woh (buah-buahan lengkap sesuai kemampuan), bunga-bunga wangi, dan doa tulus.

promo pembuatan website bulan ini



Persembahan ini diletakkan di paibon, tempat suci keluarga, serta di merajan atau sanggah kembulan, tempat ibadah di lingkungan rumah.

Tradisi ini mencerminkan keikhlasan umat Hindu Bali dalam menjalankan ajaran spiritual yang telah diwariskan turun-temurun.

Dewa Brahma: Sang Pencipta dalam Trimurti

Dalam mitologi Hindu, Brahma adalah salah satu pilar Trimurti, bersama Wisnu dan Siwa. Sebagai dewa pencipta, Brahma memiliki peran sentral dalam menciptakan alam semesta dan segala isinya. Dalam filsafat Adwaita, ia dianggap sebagai manifestasi tertinggi dari Brahman, konsep Tuhan Yang Maha Esa dalam Hinduisme.

Kitab suci seperti Manusmrti menggambarkan kelahiran Brahma dari telur alam semesta yang cemerlang, sebagaimana tertulis: “Tad andam abhavad haiman, sahasramsusamaprabham, tasmin jajna svayam brahma, sarva loka pita maha.” Artinya, dari telur suci yang bersinar laksana jutaan sinar, Brahma menciptakan dirinya sendiri sebagai cikal bakal jagat raya.

Kitab Satapatha Brahmana menyebut Brahma sebagai pengatur tugas para dewa, sementara Mahabharata dan Purana mengisahkan Brahma muncul dari pusar Wisnu, dikenal sebagai Hiranyagarbha atau Prajapati. Dalam Bhagawadgita, Brahma disebut sebagai dewa yang menciptakan alam semesta atas berkah Brahman, dengan siang harinya setara satu kalpa—periode waktu kosmik yang luar biasa panjang.

Kisah lain dalam Bhagavata Purana mengungkap peran Brahma dalam menciptakan sistem catur warna, memberikan nama Indrajit kepada anak Rahwana, hingga memerintahkan Maharsi Vyasa menyusun epos Mahabharata.

1 dari 2 halaman



ikuti kami di Google News

Tim Kabarportal

Baca Juga: