Banten Purnama Kapat, Hari Baik untuk Sedekah dan Yadnya

 Banten Purnama Kapat, Hari Baik untuk Sedekah dan Yadnya

posisi cakup tangan saat melakukan persemabhyangan_image by Raw_Image6

 

KABARPORTAL.COM – Berikut ini adalah penjelasan tentang Purnama Kapat yang perlu diketahui lengkap dengan banten untuk melaksanakan Purnama Kapat. Dalam bahasa Sansekerta, Purnama Kapat juga dikenal dengan Kartika.

Purnama Kapat adalah hari yang sangat baik selain Purnama Kedasa. Sama seperti yang disebutkan dalam lirik lagu Kidung Warga Sari “kartika Panedengin Sari”.

Yang artinya Purnama Kapat adalah musim semi, bunga tengah bermekaran. Seperti yang kita ketahui bahwa Hindu tak terlepas dari unsur bunga dalam menjalankan bhakti.

Baca Juga:  Rangkaian Nyepi di Bali yang Wajib Diketahui

promo pembuatan website bulan ini

Saat Purnama Kapat merupakan waktu yang baik untuk melakukan pembersihan diri dan membangun sifat kedewatan.



Selain itu, Purnama juga dikenal dengan sikla paksa. Saat rainan Purnama ini Sang Hyang Candra tengah melakukan payogan.

Hal ini juga tertuang dalam lontar Sundarigama yang bunyinya sebagai berikut:

Baca Juga:  Menelisik Bangunan Rumah Umat Hindu di Bali dari Sisi Sanggah Pamerajan

Mwah hana pareresiknira Sang Hyang Rwa Bhineda, makadi Sang Hyang Surya Candra, yatika nengken Purnama mwang tilem, ring Purnama sang hyang ulan mayoga, yan ring Tilem Sang Hyang Surya mayoga.

Artinya:



Ada lagi penyucian diri bagi Dewasa Bulan dan Dewa Matahari yang dikenal sebagai Sang Hyang Rwa Bhineda yakni Purnama dan juga Tilem.

Baca Juga:  Simak Daftar Rerainan Bulan Juni 2023 dari Tumpek Landep hingga Buda Kliwon Gumgreg

Sebagaimana diketahui kerika Purnama merupakan payogan Sang Hyang Wulan (Candra) sedangkan Ketika Tilem merupakan payogan Sang Hyang Surya.

Masih dalam lontar Sundarigama disebutkan sebagai berikut:

Baca Juga:  Rahina Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama, Ini Banten yang Digunakan

Samana ika sang purohita, tkeng janma pada sakawanganya, wnang mahening ajnana, aturakna wangi-wangi, canang nyasa maring sarwa dewa, pamalakunya, ring sanggat parhyangan, laju matirta gocara, puspa wangi.

Adapun sesajen yang digunakan adalah canang wangi-wangi dan canang yasa yang dihaturkan kepada para dewa.

Baca Juga:  Tak Sampe Rp1 Juta, Ini Rekomendasi Hotel dan Villa di Seminyak, Cocok untuk Libur Akhir Tahun di Bali

Untuk pemujaan dilakukan pada Parahyangan dan Sanggah serta dilanjutkan dengan nunas tirta. ***

ikuti kami di Google News

0 Reviews

Write a Review

ikuti kami di Google News

0 Reviews

Write a Review

Baca Juga:

error: Content is protected !!