Banten Purnama Kedasa, Inti dari Semua Purnama dan baik Digunakan untuk Sedekah
Berikut adalah penjelasan singkat tentang Purnama Kedasa lengkap dengan banten dan apa yang harus dilaksanakan saat Purnama Kedasa yang akan berlangsung pada Rabu, 5 April 2023.
Purnama Kedasa merupakan Purnama yang datang pada bulan kesepuluh berdasarkan perhitungan Kalender Bali.
Dan sesuai dengan penyebutannya Purnama Kedasa yakni Purnama berarti rainan yang datang setiap 30 hari sekali sedangkan Kedasa berarti ke-10.
Purnama merupakan bulan penuh atau juga dikenal sebagai Sukla Paksa.
Saat Purnama Kedasa ini juga berlangsung odalan atau piodalan termasuk Ida Bhatara Turun kabeh di Pura Agung Besakih.
Disebutkan dalam lontar Sundarigama jika Purnama Sasih Kedasa atau disebut Sasih Waisaka dilaksanakan pemujaan atau penghormatan keapda Sang Hyang Sunya Amerta yakni manifestasi Tuhan yang bersemayang di kahyangan.
Purnama Kedasa dikatakan sebagai inti atau pusat dari Purnama seluruhnya. [macam-macam Purnama]
Pemujaan dilakukan pada Sanggah Kemulan, Sad Kahyangan, Tri Kahyangan dan lainnya.
Sedangkan untuk sarana melaksanakan Purnama Kedasa bisa menggunakan suci, daksina, ajuman, dandanan aprangkat, ikan serba suci, canang wangi-wangi, reresik dan kelengkapan lainnya. Serta disesuaikan dengan wilayah dan kemampuan masing-masing.
Untuk segehan yang dihaturkan di bawah menggunakan Segehan Agung, Segehan Sasah 6 tanding dan menyertakan ikan bawang jahe.
Umat bisa melaksanakan upakara Prayascita Luwih, Panyeneng dan Toonan. Untuk Purnama secara umum merupakan payogan dari Sang Hyang Candra.
Ini Juga disebutkan dalam Lontar Sundarigama sebagai berikut:
Mwah hana pareresiknira sang hyang rwa bhineda, makadi sang hyang surya candra, yatika nengken purnama mwang tilem, ring purnama sang hyang ulan mayoga, yan ring tilem sang hyang surya mayoga.
Artinya:
Ada lagi hari penyucian diri bagi Dewa Matahari dan Dewa Bulan yang juga disebut Sang Hyang Rwa Bhineda, yaitu saat tilem dan purnama.
Saat purnama adalah payogan Sang Hyang Wulan (Candra), sedangkan saat tilem Sang Hyang Surya yang beryoga.
Selain itu, pada rainan Purnama juga baik digunakan untuk menyucikan diri.
Jika hendak melakukan sedekah atau berdana, Purnama juga waktu yang tepat untuk melaksanakannya.
Sarasamuscaya, 170 menyebutkan sebagai berikut:
Amatsaryam budrih prahurdanam dharma ca samyamam,
wasthitena nityam hi tyage tyasadyate subham.
Nihan tang dana ling sang Pandita, ikang si haywa kimburu,
Ikang si jenek ri kagawayaning dharmasadhana,
apan yan langgeng ika, nitya katemwaning hayu,
pada lawan phalaning tyagadana.
Artinya:
Yang disebut dana (sedekah) kata sang pandita, ialah sifat tidak dengki (iri hati), dan yang tahan berbuat kebajikan (dharma) sebab jika terus menerus begitu, senantiasa keselamatan akan diperolehnya, sama pahalanya dengan amal yang berlimpah-limpah.
Dalam petikan Bhagawad Gita, XVII. 25 juga disebutkan:
Tat ity anabhisanshaya
Phalam yajna-tapah-kriyah,
Dana-kriyas ca vividhah
Kriyante moksa-kansibhih
Yang artinya: dengan ucapak “Tat” dan tanpa mengharap-harap pahalan atas penyelenggaraan ucapan yajna, tapabrata dan juga dana punia yang berbagai macam jenisnya, dilaksanakan oleh mereka yang mengharapkan moksa. ***
ikuti kami di Google News
ikuti kami di Google News