Menjelajahi Tenganan Pegringsingan, Desa Bali Aga yang Penuh Pesona

Pintu masuk menuju Desa Tenganan Dauh Tukad/ Wikipeddia/ kabarportal
DENAPASAR, KABARPORTAL.COM - Di bawah sinar matahari siang yang hangat, suasana Desa Tenganan Pegringsingan di Kecamatan Manggis, Karangasem, Bali, terasa begitu hidup. Sekelompok pria berkumpul di Bale Glebeg, mengobrol santai sambil menikmati alunan tembang Bali yang lembut.
Di sisi lain, perempuan desa berbincang riang di Bale Banjar, sementara nampan, wadah nasi, dan piring dijemur rapi di halaman. Kehidupan sehari-hari di desa adat ini mengalir dengan harmoni, membawa nuansa Bali kuno yang autentik.
Juwita, salah satu warga desa, berbagi cerita bahwa pagi tadi warga baru saja merampungkan upacara adat tiga bulanan untuk seorang anak. “Acara selesai tadi pagi,” ujarnya pada Jumat, 5 September 2025, dengan senyum ramah.
Desa dengan yang memiliki luas 917,2 hektare ini, dikenal sebagai salah satu Desa Bali Aga, menyimpan budaya pra-Majapahit yang kaya dan masih terjaga hingga kini.
Memasuki Desa Tenganan Pegringsingan
Masuk ke Desa Tenganan Pegringsingan terasa sederhana namun penuh makna. Pengunjung hanya perlu mencatat nama di buku tamu dan memberikan donasi seikhlasnya, tanpa tarif tetap. Begitu melangkah masuk, deretan rumah adat khas Bali Aga menyambut di kiri dan kanan jalan. Setiap rumah memiliki elemen tradisional seperti bale buga untuk pemujaan, bale tengah untuk upacara pernikahan, paon (dapur), hingga natah (halaman depan). Semua terlihat serasi, mencerminkan keseimbangan antara fungsi dan nilai spiritual.
Di tengah desa, bale-bale beratap jerami berdiri kokoh, seperti Bale Agung, Bale Glebeg, dan Bale Banjar, menjadi pusat interaksi warga. Jalanan berbatu dan berumput membelah desa, membagi tiga banjar: Banjar Kauh di barat, Banjar Tengah, dan Banjar Pande di timur. Tak jauh dari situ, pura-pura seperti Pura Ulun Swarga dan Pura Petung menambah kesakralan suasana.
Asal-Usul Desa Tenganan Pegringsingan
Menurut catatan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), sejarah Desa Tenganan Pegringsingan berakar dari Bedahulu, Gianyar. Konon, desa ini lahir dari kisah kemenangan Dewa Indra atas Raja Maya Denawa. Setelah peperangan, dunia dianggap kotor dan memerlukan penyucian melalui pengorbanan kuda sakti Oncesrawa milik Dewa Indra. Namun, kuda itu kabur, dan pasukan Wong Peneges dari kerajaan Bedahulu diperintahkan mencarinya. Rombongan yang menuju Karangasem menemukan kuda itu sudah mati.
ikuti kami di Google News








