Gempa Terjadi Sasih Kapat Dunia Selamat Namun Penyakit Meluas, Begini Menurut Lontar Lontar Palelindon

Arti Gempa Bumi Menurut Lontar Palelindon: Makna Berdasarkan Sasih dalam Kalender Bali/ kabarportal
DENPASAR, KABARPORTAL.COM - Di Bali, tradisi kuno tak hanya bergantung pada primbon Jawa untuk menafsirkan fenomena alam seperti gempa bumi. Ada juga lontar tradisional yang membahas hal serupa, salah satunya Lontar Palelindon.
Naskah sastra Bali ini secara khusus menguraikan arti atau makna gempa bumi—disebut linuh—berdasarkan sasih, yang merupakan bulan dalam sistem Kalender Bali.
Pembahasan ini mencakup interpretasi lengkap dari Sasih Kasa hingga Sasih Sada, dengan total 12 sasih yang menjadi acuan waktu dalam budaya Bali.
Kalender Bali membagi tahun menjadi 12 sasih, yaitu Sasih Kasa, Karo, Katiga, Kapat, Kalima, Kanem, Kapitu, Kawulu, Kasanga, Kadasa, Jyesta, dan Sada. Lontar Palelindon, sebagai salah satu karya sastra tradisional Bali, fokus pada penjelasan linuh atau gempa bumi.
Di dalamnya, terdapat ramalan atau arti khusus untuk setiap sasih ketika gempa terjadi. Informasi ini bersumber dari jurnal ilmiah Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar berjudul "Linuh dalam Teks Palalindon: Perspektif Sosiologis Umat Hindu Bali". Berikut penjelasan makna gempa bumi berdasarkan sasih menurut Lontar Palelindon.
Sasih Kasa
Jika gempa bumi muncul di Sasih Kasa, dunia dan tanah menjadi kacau. Bhatara Siwa melakukan yoga, sementara dunia dilindungi para dewata. Tanaman menghasilkan panen melimpah, tapi banyak orang terserang penyakit akibat black magic atau ilmu hitam.
Sasih Karo
Ketika linuh terjadi di Sasih Karo, Bhatara Gangga melakukan yoga, sehingga dunia selamat. Namun, danau mengering, buah-buahan gagal tumbuh, dan banyak orang menderita penyakit kulit seperti upas. Bhatara Yama juga menghendaki stana atau tempat suci.
Sasih Katiga
Pada Sasih Katiga, jika gempa datang, Bhatara Sri melakukan yoga dan dunia menjadi selamat. Tanaman berhasil tumbuh, air banjir membawa sari tanah, tapi Bhatara Guru merasa sedih karena air terlalu deras. Hujan lebat menyulitkan pencarian makanan, dan banyak orang meninggal saat bekerja di sawah.
Sasih Kapat
Gempa di Sasih Kapat disertai Bhatara Brahma yang melakukan yoga, membuat dunia selamat. Air mengalir deras, tapi wabah penyakit menyebar luas, menyebabkan banyak kematian.
Sasih Kalima
Jika linuh muncul di Sasih Kalima, Bhatara Iswara melakukan yoga. Wabah penyakit datang bertubi-tubi, tanaman padi gagal, buah-buahan tak jadi, dan wabah dari laut menyerang manusia, mengakibatkan banyak korban jiwa.
ikuti kami di Google News