Hari Baik untuk Membuat Jukung dan Upacara Adat di Oktober 2025

ilustrasi Jukung/ Pixabay/ kabarportal
DENPASAR, KABARPORTAL.COM - Bali, pulau yang kaya akan tradisi dan budaya, selalu menjaga harmoni antara kehidupan sehari-hari dan nilai spiritual. Salah satu tradisi yang masih lestari adalah memilih hari baik untuk berbagai aktivitas penting, termasuk pembuatan jukung—perahu tradisional Bali—serta pelaksanaan upacara keagamaan seperti Dewa Yadnya dan Pitra Yadnya. Berdasarkan kalender Bali untuk Oktober 2025, terdapat dua hari istimewa yang dianggap baik untuk kegiatan ini. Berikut ulasannya.
25 Oktober 2025: Dewa Ngelayang, Hari Penuh Makna
Pada tanggal 25 Oktober 2025, bertepatan dengan momen Dewa Ngelayang, masyarakat Bali dapat memanfaatkan hari ini untuk memulai pembuatan jukung, mendirikan bangunan suci, atau melaksanakan upacara Dewa Yadnya dan Pitra Yadnya. Dalam tradisi Bali, Dewa Ngelayang melambangkan energi spiritual yang mendukung kegiatan sakral. Hari ini dianggap ideal untuk memastikan hasil yang harmonis dan penuh berkah, baik untuk pembuatan perahu tradisional maupun upacara keagamaan yang bertujuan memuliakan leluhur dan dewa-dewi.
Membuat jukung pada hari ini bukan sekadar aktivitas fisik, tetapi juga wujud penghormatan terhadap leluhur dan alam. Jukung, sebagai alat transportasi laut yang telah digunakan selama berabad-abad, memiliki nilai budaya yang mendalam di Bali. Proses pembuatannya melibatkan keahlian tangan pengrajin lokal serta doa-doa agar perahu tersebut selamat melaut dan membawa rezeki.
28 Oktober 2025: Keselarasan dalam Dewa Ngelayang
Tiga hari kemudian, pada 28 Oktober 2025, kembali hadir momen Dewa Ngelayang. Hari ini juga dianggap baik untuk memulai pembuatan jukung, mendirikan bangunan suci, serta menyelenggarakan upacara Dewa Yadnya dan Pitra Yadnya. Keselarasan energi spiritual pada hari ini mendukung kelancaran berbagai kegiatan sakral. Bagi masyarakat Bali, memilih hari baik seperti ini adalah bentuk kearifan lokal untuk memastikan setiap langkah yang diambil selaras dengan alam dan nilai spiritual.
Upacara Dewa Yadnya, yang bertujuan memuja kebesaran dewa-dewi, serta Pitra Yadnya, yang ditujukan untuk menghormati leluhur, menjadi momen penting untuk mempererat hubungan antara manusia, alam, dan sang pencipta. Sementara itu, pembuatan jukung pada hari ini diharapkan menghasilkan perahu yang kuat, aman, dan penuh makna budaya.
ikuti kami di Google News