swipe up
[modern_search_box]

HUT Pertama Sanga Sanga: Rekor Muri, Peluncuran Buku, dan Transformasi Bersejarah

 HUT Pertama Sanga Sanga: Rekor Muri, Peluncuran Buku, dan Transformasi Bersejarah

Bambang Pranoto di dampingi Riva Evrianti saat menerima piagam rekor MURI 2025/ kabarportal/ ist

GIANYAR, KABARPORTAL.COM – Perayaan ulang tahun pertama Sanga Sanga berlangsung meriah, bertepatan dengan ulang tahun ke-70 Bambang Pranoto, pendiri sekaligus pemilik PT Kutus Kutus Herbal.

Acara yang digelar di Mango Lango Laka Restaurant, Jalan Sawo, Bitera, Gianyar, pada Selasa (13/5/2025) ini menjadi panggung sejarah dengan penganugerahan rekor Museum Rekor Indonesia (Muri), peluncuran buku Dari Terang ke Benderang, serta hiburan orkestra yang memukau.

Momen ini tak hanya merayakan milestone perusahaan, tetapi juga transformasi besar dari Kutus Kutus menjadi Sanga Sanga, sebuah langkah berani dalam industri herbal Indonesia.

Rekor Muri untuk Karya Musik Bambang Pranoto

Sorotan utama acara adalah penganugerahan rekor Muri yang diserahkan oleh Wakil Direktur Rekor Muri, Osmar Semesta Susilo, kepada Bambang Pranoto dan sang istri, Riva Effrianti, CEO dan Founder PT Kutus Kutus Herbal.

promo pembuatan website bulan ini

Rekor ini diberikan atas prestasi pemutaran lagu instrumental terbanyak secara seri di radio dari karya seorang komposer tunggal. Karya-karya Bambang, yang sebelumnya dipromosikan melalui roadshow ke berbagai kanal podcast dan stasiun radio di Indonesia, menjadi bukti dedikasinya dalam memadukan seni dan inovasi.



“Penghargaan ini adalah pengakuan atas kerja keras kami. Musik bukan sekadar hiburan, tetapi juga cerminan perjalanan hidup dan semangat kami,” ujar Bambang dengan penuh haru.

Peluncuran Buku Dari Terang ke Benderang

Selain rekor Muri, acara ini menandai peluncuran buku Dari Terang ke Benderang, yang ditulis untuk mengabadikan perjalanan transformasi Kutus Kutus menjadi Sanga Sanga. Riva Effrianti, otak di balik karya ini, menjelaskan bahwa buku tersebut bukan sekadar dokumentasi, melainkan inspirasi bagi siapa saja yang sedang berjuang meraih mimpinya.

“Dari Kutus Kutus ke Sanga Sanga adalah perjalanan panjang selama satu dekade. Buku ini saya dedikasikan untuk Papi (Bambang) dan semua mitra yang telah mendukOtherung kami. Semoga menjadi penyemangat bagi pembaca,” ungkap Riva dengan penuh semangat.



Buku ini merinci bagaimana Sanga Sanga, yang berakar dari minyak balur herbal khas Indonesia, kini berkembang menjadi simbol inovasi produk kesehatan dan kecantikan alami. Dengan gaya penulisan yang lugas namun mendalam, buku ini cocok bagi mereka yang ingin memahami nilai ketekunan dan visi dalam berbisnis.

Hiburan Orkestra yang Menggugah

Acara semakin meriah dengan penampilan Simfoni Mendampak Bumi oleh Fantasia Orkestra Yogyakarta. Orkestra ini tak hanya menghibur, tetapi juga menceritakan perjalanan hidup Bambang Pranoto melalui alunan musik. Setiap lagu merepresentasikan babak penting dalam kehidupannya, mulai dari kelahirannya di Klaten, Jawa Tengah, hijrah ke Bali, hingga merintis minyak balur herbal pada 2013.

Salah satu lagu, Enter The Gate, menggambarkan keputusan besar Bambang untuk menetap di Gianyar, Bali, demi mendekatkan diri pada alam dan memperdalam ilmu herbal. Sementara itu, Another War dengan iringan gamelan khas Indonesia menceritakan transisinya dari lulusan Teknik Elektro Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, yang berkarier selama 15 tahun di perusahaan elektronik, hingga menemukan panggilan jiwa meramu rempah-rempah Nusantara. Kini, produknya tak hanya terbatas pada minyak balur, tetapi juga merambah ke ranah skincare berbahan alami.

Puncak Acara: Potong Tumpeng dan Refleksi

Puncak perayaan ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Bambang Pranoto bersama keluarga dan kerabat. Momen ini tak hanya menandakan usia ke-70 Bambang, tetapi juga semangat baru Sanga Sanga untuk terus berkarya. Pakar ekonomi Rhenald Kasali, yang turut hadir, memuji visi Bambang.

“Kalau orang bilang life begins at 40, Pak Bambang membuktikan life begins at 70. Dengan rempah-rempah Indonesia, beliau merebut kembali kejayaan, seperti semangat Mari Bung Rebut Kembali dalam karyanya,” ujar Rhenald dengan nada penuh kekaguman.

Bambang sendiri menutup acara dengan candaan khasnya. “Ini ulang tahun kedua Sanga Sanga, dari nol sampai satu tahun. Kalau ada kekurangan, mohon maaf. Musik orkestra ini dibuat oleh orang berusia 70 tahun, jadi nikmati saja dengan gembira,” katanya, disambut tawa para tamu.

Sanga Sanga: Transformasi dan Masa Depan

Sanga Sanga, yang awalnya dikenal sebagai produk minyak balur andalan Kutus Kutus, kini menjadi simbol transformasi industri herbal Indonesia. Dengan tema Melangkah Maju, Mengukir Sejarah, perayaan ini menegaskan komitmen Sanga Sanga untuk terus berinovasi, mempertahankan kualitas produk berbahan rempah-rempah Nusantara, dan menginspirasi masyarakat melalui karya seni serta literasi.

Acara ini bukan sekadar perayaan, tetapi juga cerminan semangat pantang menyerah dan keberanian mengambil langkah besar. Bagi Anda yang ingin mengenal lebih dalam perjalanan Sanga Sanga atau mencari inspirasi dari kisah Bambang dan Riva, buku Dari Terang ke Benderang adalah bacaan yang wajib dimiliki.

***

Baca Juga: