swipe up
[modern_search_box]

Jaje Senggait Gula Pedawa: Kelezatan Tradisional Bali yang Bangkit di Tangan Ibu Sariasih

 Jaje Senggait Gula Pedawa: Kelezatan Tradisional Bali yang Bangkit di Tangan Ibu Sariasih

Jaje Senggait Gula Pedawa: Kelezatan Tradisional Bali yang Bangkit di Tangan Ibu Sariasih/ kabarportal

BULELENG, KABARPORTAL.COM – Di tengah pesona Singaraja, Bali, ada satu oleh-oleh tradisional yang terus memikat hati: Jaje Senggait Gula Pedawa.

Jajanan khas ini bukan sekadar camilan, melainkan warisan budaya yang menggambarkan kekayaan rasa dan tradisi Desa Pedawa, Buleleng.

Meski camilan modern terus bermunculan, kelezatan Jaje Senggait tetap tak tergantikan, memadukan rasa gurih ubi jalar dan manisnya Gula Pedawa, gula aren legendaris yang mendunia.

Cita Rasa yang Melekat di Hati

Jaje Senggait adalah perpaduan sempurna antara tekstur lembut ubi jalar dan aroma khas Gula Pedawa. Gula aren ini, yang diproduksi secara tradisional di Desa Pedawa, dikenal akan cita rasanya yang kaya dan aromanya yang memikat. Tak heran, jajanan ini digemari oleh warga lokal, wisatawan domestik, hingga mancanegara. “Rasa manisnya beda, ada sentuhan alami yang bikin kangen,” ujar salah satu penggemar setia Jaje Senggait.

Ibu Sariasih: Dari Dapur Rumah ke Pasar Modern

promo pembuatan website bulan ini

Di balik kebangkitan Jaje Senggait, ada sosok inspiratif: Wayan Sariasih, ibu rumah tangga dari Desa Pedawa. Berawal dari saran anak sulungnya, Ibu Sariasih mengubah keahlian membuat jajanan tradisional menjadi peluang bisnis. “Saya biasa bikin jajanan buat tetangga saat hari raya. Dari situ, anak saya bilang, kenapa nggak dijual lebih luas?” kenangnya sambil tersenyum.



Dengan semangat memperbaiki ekonomi keluarga, ia mulai memproduksi Jaje Senggait secara serius. Tak hanya sekadar bisnis, Ibu Sariasih juga ingin melestarikan Gula Pedawa sebagai identitas budaya Pedawa yang sempat terlupakan. Kini, produknya tak lagi hanya dijual di warung lokal, tetapi sudah merambah toko oleh-oleh modern, restoran, hingga kedai kopi di tempat wisata.

Mengangkat Nama Gula Pedawa ke Panggung yang Lebih Luas

Untuk menjangkau pasar yang lebih besar, Ibu Sariasih tak main-main. Ia mengurus Nomor Izin Berusaha (NIB) dan sertifikasi industri makanan agar Jaje Senggait-nya memenuhi standar pasar modern. Terinspirasi dari kesuksesan oleh-oleh seperti pie susu, ia fokus pada strategi branding dan pengemasan yang menarik. “Kami ingin Jaje Senggait jadi kebanggaan Bali, seperti halnya Gula Pedawa yang sudah dikenal luas,” ujarnya penuh optimisme.

Promosi dilakukan secara kolaboratif bersama keluarga, mulai dari media sosial hingga kerja sama dengan pelaku usaha lokal. “Astungkara ida sesuunan ane ada di Gunung Sari Pedawa maang merta uli dini. Jaja senggait ene kal lais naunina nang anae,” ucap Ibu Sariasih dengan penuh syukur, sembari mencetak adonan. Harapannya, produk ini tak hanya laris, tetapi juga diterima masyarakat luas.



Kualitas Tanpa Kompromi

Proses produksi Jaje Senggait di tangan Ibu Sariasih adalah cerminan dedikasi. Ia memilih ubi jalar terbaik, menggunakan Gula Pedawa asli tanpa campuran, dan memakai minyak goreng premium. Setiap tahap—dari pencampuran adonan, pencetakan, hingga pengemasan—dilakukan dengan teliti untuk menjaga konsistensi rasa. “Kuncinya di kematangan. Api harus pas, waktu menggoreng juga harus tepat biar manis dan gurihnya seimbang,” jelasnya.

Keunikan Jaje Senggait terletak pada dominasi rasa Gula Pedawa yang sulit ditiru. “Gula ini bikin jajanan kami beda dari yang lain,” tambahnya. Untuk menjaga keaslian, Ibu Sariasih bersikukuh tak mencampur Gula Pedawa dengan gula lain, meski harganya cukup tinggi.

Tantangan Ketersediaan Bahan Baku

Namun, perjalanan Ibu Sariasih tak selalu mulus. Ketersediaan Gula Pedawa menjadi tantangan utama. Produksi gula aren di Pedawa menurun akibat banyaknya pohon aren yang beralih fungsi. “Dulu pohon aren banyak, sekarang mulai berkurang,” ungkapnya. Untungnya, inisiatif revitalisasi pohon aren melalui program The Spirit of Sobean oleh Pemkab Buleleng mulai membuahkan hasil. Pada 2023, pemerintah desa dan komunitas pecinta alam bekerja sama untuk melestarikan ekosistem aren, sekaligus menjaga tradisi dan nilai ekonomi.

Harapan untuk Masa Depan

Ibu Sariasih tak hanya bermimpi menjadikan Jaje Senggait sebagai oleh-oleh khas Bali yang mendunia, tetapi juga ingin memberdayakan ibu-ibu lain di Pedawa. “Saya ingin kami saling dukung, bukan saingan, tapi mitra,” katanya. Dengan kualitas rasa yang terjaga, pengemasan modern, dan strategi pemasaran yang kuat, Jaje Senggait Gula Pedawa siap bersaing di pasar global.

Lewat tangan-tangan terampil seperti Ibu Sariasih, Jaje Senggait Gula Pedawa bukan lagi sekadar jajanan, melainkan simbol kebangkitan budaya dan ekonomi lokal.

Dengan pelestarian Gula Pedawa dan semangat kolaborasi, Pedawa tak hanya menjaga warisan leluhur, tetapi juga menorehkan namanya di kancah wisata kuliner dunia.

***

Baca Juga: