swipe up
[modern_search_box]

Lie Ping Ping Kembali Berkarya: Dari Kehilangan ke Pameran Mutualisme

 Lie Ping Ping Kembali Berkarya: Dari Kehilangan ke Pameran Mutualisme

Lie Ping Ping di antara karyanya dalam Pameran Mutualisme/ KABARPORTAL

DENPASAR, KABARPORTAL.COM - Seniman keturunan Tionghoa, Adhe Kurniawan, yang lebih dikenal sebagai Lie Ping Ping, kembali menghiasi dunia seni rupa Indonesia dengan karya terbarunya. Setelah absen dari sorotan publik, Lie Ping Ping muncul lagi melalui pameran bertajuk Mutualisme, sebuah perwujudan perjalanan hidupnya yang penuh liku, dari kehilangan hingga kebangkitan.

Lie Ping Ping sempat dua kali meninggalkan dunia seni. Pada 2013, ia memilih rehat, lalu kembali pada 2016. Namun, pada 2021, ia kembali menepi dari hingar-bingar seni rupa. Kini, di tahun 2025, ia memutuskan untuk kembali berkarya dengan semangat baru.

“Saya tidak tahu pasti apa yang membuat saya berhenti. Mungkin tekanan dari lingkungan. Saat itu, saya kehilangan ibu, lalu ayah. Itu memberi beban tersendiri,” ungkap Lie Ping Ping, mengenang masa-masa sulitnya.

Meski absen dari pameran, ia tidak benar-benar berhenti melukis. “Saya tetap menggambar, tapi hanya sketsa kecil di rumah. Rasanya lebih nyaman, seperti ruang aman tanpa penilaian orang,” katanya.

promo pembuatan website bulan ini



Kembalinya ke dunia seni diawali secara tak sengaja. Teman-temannya mengajaknya menghias dinding sebuah kedai kopi, Kopi Ruko, yang sempat tutup pasca pandemi. Dari sana, muncul gagasan kolaborasi antara seni rupa, musik, dan ruang kopi, yang membawanya kembali ke panggung pameran.

Pameran Mutualisme menjadi sorotan utama kembalinya Lie Ping Ping. Tema ini, menurutnya, mencerminkan hubungan simbiosis antara seniman, musisi, dan pemilik ruang pameran. “Karya saya di pameran ini tentang mengubah pengalaman buruk menjadi sesuatu yang menyenangkan untuk dilihat. Warnanya cerah, karakternya lucu, meski lahir dari cerita sedih,” jelasnya.

Alumni ISI Denpasar angkatan 2007 ini dikenal dengan gaya lukisannya yang sederhana namun penuh makna. Tema masa kecil sering muncul dalam karyanya, dengan sentuhan lugu yang kerap disebut mirip “gambar anak-anak”. Namun, justru di situlah kekuatan ekspresinya. “Saya melukis dari kenangan masa kecil saya, tanpa filter, apa adanya,” ujarnya.

Menariknya, masa rehatnya tidak membuat karya Lie Ping Ping kehilangan peminat. “Lukisan saya tetap laku, meski saya tidak muncul di publik. Tapi saya lebih suka diam di sudut, tak ingin orang tahu saya pelukisnya. Itu lebih lega,” katanya dengan tawa ringan.

1 dari 2 halaman



ikuti kami di Google News

Tim Kabarportal

Baca Juga: