Pura Tirta Tadah Uwuk: Destinasi Wisata Spiritual untuk Pembersihan Diri

KLUNGKUNG, KABARPORTAL.COM - Bali tak hanya dikenal sebagai Pulau Seribu Pura, tetapi juga sebagai destinasi wisata spiritual yang menawarkan pengalaman sakral dan mendalam. Salah satu tempat suci yang menarik perhatian adalah Pura Tirta Tadah Uwuk, yang terletak di Desa Adat Uma Anyar, Desa Nyalian, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung. Berada di tebing timur Tukad Melangit, pura ini menjadi tujuan utama bagi mereka yang ingin melakukan ritual melukat, yaitu penyucian diri dari kekotoran sekala (fisik) dan niskala (spiritual).

Keunikan Pura Tirta Tadah Uwuk

• Sumber Air Sakral Air suci di Pura Tirta Tadah Uwuk berasal dari celah batu di bawah tebing. Keistimewaannya, air ini selalu jernih, tidak pernah surut, dan tetap bening meski hujan deras mengguyur. “Sumber airnya berasal dari bongkahan batu yang ada di bawah tebing,” ungkap Nengah Suparta, Bendesa Desa Adat Uma Anyar.

[irp]

• Warisan Leluhur yang Disakralkan Keberadaan pura ini diyakini telah ada sejak zaman dahulu. Namun, baru sekitar 15 tahun lalu masyarakat Desa Adat Uma Anyar mulai mensakralkan tempat ini sebagai lokasi melukat yang kini banyak dikunjungi oleh pamedek (umat yang beribadah).

Ritual Melukat dan Manfaatnya

Di Pura Tirta Tadah Uwuk terdapat 10 pancoran air, yang masing-masing memiliki fungsi tersendiri:

• Lima pancoran di kolam atas berkaitan dengan Panca Maha Bhuta, yaitu lima elemen dasar kehidupan. Beberapa pancoran di antaranya terkait dengan jantung, hati, dan limpa.
• Empat pancoran di bawah memiliki hubungan dengan tulang, sumsum, kulit, dan darah, yang dipercaya memberikan manfaat bagi kesehatan fisik.
• Satu pancoran khusus digunakan untuk upacara Pitra Yadnya, yakni ritual penyucian dalam prosesi pengabenan.

Banyak pamedek yang merasakan manfaat nyata setelah melukat di sini. Beberapa di antaranya mengaku sembuh dari penyakit kulit, ada juga yang sebelumnya sulit memiliki keturunan, namun setelah melukat akhirnya bisa hamil. “Namanya memohon dengan hati ikhlas, tentu kita akan mendapatkan apa yang diinginkan,” tambah Nengah Suparta.[irp]

Wisata Spiritual Tanpa Retribusi

Hingga saat ini, tidak ada biaya masuk bagi pamedek yang ingin melukat. Namun, masyarakat desa menerima punia (sumbangan sukarela) untuk menjaga kebersihan dan keamanan pura. Dengan semakin meningkatnya jumlah pengunjung, masyarakat berharap pemerintah dapat memberikan pendampingan agar tempat ini semakin berkembang dan memberi manfaat lebih luas.

Rencana Pengembangan Destinasi Wisata

1 dari 2 halaman