Makna Tumpek Wariga (Bubuh), Rainan Penanda 25 hari Menuju Galungan

 Makna Tumpek Wariga (Bubuh), Rainan Penanda 25 hari Menuju Galungan

ilustrasi tumpek bubuh_foto by SMP N 1 Abang

 

KABARPORTAL.COM – Berikut ini adalah penjelasan tentang Tumpek Wariga yakni penanda dari rangkaian Galungan dan Kunigan.

 

Rainan yang juga dikenal dengan nama Tumpek Pengatag, Tumpek Bubuh,  dan Tumpek Wariga ini merupakan awal dari rangkaian Galungan.

promo pembuatan website bulan ini

 



Di mana pada tahun 2023 ini Galungan terjadi pada 2 Agustus 2023. Masyarakat Bali tentu sudah disibukkan kembali untuk menyambut hari kemenangan.

Baca Juga:  Mengenal Penyakit Bebahi dalam Masyarakat Hindu di Bali, Ciri Berdasarkan Motif

 

Apa itu Tumpek

umat Hindu melaksanakan persembahyangan saat rainan. foto by Raw_Image6/pixabay/ kabarportal

Tumpek merupakan rainan atau hari suci bagi umat Hindu yang datangnya setiap 210 hari atai 6 bulan kalender Bali.



Baca Juga:  Natal Telah Tiba, Tribe Bali Kuta Beach Gelar Christmas Tree Lighting Ceremony

 

Tumpek datang setiap Saniscara (Sabtu) Kliwon. Nama Tumpek akan menyesuaikan dengan nama Wuku yang mengikutinya.

 

Tumpek berasal dari dua kata yakni Tu atau Metu yang berarti keluar atau lahir dan pek yang bermakna putus atau berakhir.

Baca Juga:  Banten Kajeng Kliwon, Rainan Keramat di Bali yang Datang Setiap 15 Hari Sekali

 

Tumpek merupakan akhir dari Sapta Wara yakni Saniscara dan akhir dari Panca Wara yakni Kliwon.

 

Lontar Sundarigama menyebutkan jika Tumpek adalah turunnya Ida Sanghyang Widhi Wasa dengan manifestasi bliau sebagai Sang Hyang Dharma membawa ajaran suci atau Tattwa.

 

Tumpek Bubuh

ilustrasi menggunakan bija di Bali/ Kabarportal

Saat Tumpek Bubuh dilaksanakan pemujaan kepada Dewa Sangkara yakni Dewa kesuburan.

 

Masih dalam Lontar Sundarigama disebutkan sebagai berikut:

 

Wariga, saniscara kliwon, ngaran tumpek panuduh, puja kreti ring sang hyang sangkara, apan sira amredyaken sarwa tumuwuh, kayu-kayu kunang.

 

Artinya:

 

Wuku Wariga pada Sabtu Kliwon merupakan Tumpek Panguduh. Pemujaan dilakukan pada Sang Hyang Sangkara sebagai penguasa kesuburan semua tumbuhan dan juga pepohonan.

 

Kemudian saat Tumpek Pengatag, masyarakat Hindu akan melaksanakan upakara yang dihaturkan pada pepohohan dan tumbuhan.

 

Banten Tumpek Wariga

sejarah singkat Pesta Kesenian Bali
sejarah singkat Pesta Kesenian Bali

Terkait banten yang digunakan untuk melaksanakan Tumpek Wariga menyesuaikan dengan kemampuan umat.

 

Namun dalam lontar Sundarigama disebutkan bahwa banten Tumpek Bubuh sebagai berikut:

 

Isi Lontar:

 

Widhi widananya, pras, tulung sasayut, tumpeng, bubur, mwah tumpeng agung 1, iwak guling bawi, itik wenang, saha raka, panyeneng, tatebus, kalinganya, anguduh ikang sarwa ning taru asekar, awoh, agodong, dadi amreta ning urip. Rikang wwang, sasayut nyakra gni 1, maka pangadang ati, anuwuhaken ajnana sandhi.

 

Artinya:

 

Sesajen yang dihaturkan adalah peras, tulung sesayut, tumpeng, bubur, tumpeng agung 1, babi guling atau guling itik yang disertai dengan jajan, penyeneng dantetebus.

 

Mantra atau Doa Tumpek Wariga

Adapun mantra atau doa yang digunakan untuk melaksanakan Tumpek Bubuh adalah kaki kaki, i dadong dija? Dadong jumah gelem kebus dingin ngetor. Ngetor nged, nged, nged, nged, buin selae lemeng Galungan, mebuah apang nged, nged, nged, nged…

 

Tumek Bubuh atau Tumpek Pengatag merupakan ungkapan syukur untuk yang telah dilimpahkan berupa tumbuhan yang tumbuh subur dan tentu dengan harapan buah yang dihasilkan menjadi lebat.

Jenis-jenis Tumpek di Bali

Berikut ini adalah enam Tumpek yang ada di Bali yaitu Tumpek Landep, Tumpek Krulut, Tumpek Wariga, Tumpek Kuningan, Tumpek Uye dan Tumpek Wayang.

Baca Juga:  Doa Ini Bisa Digunakan Ketika Menjalankan Rahinan Tilem

Dan berikut ini adalah penjelasan singkat dari masing-masing Tumpek lengkap dengan mantra atau doa yang bisa digunakan untuk melaksanakan tumpek. Berikut ini adalah Rahina Tumpek di Bali yang pasti dilalui setiap tahun.

Tumpek Krulut

Upacara Tumpek Krulut ini memperingati lahirnya hari musik tradisional atau istilah di Bali disebut otonan gambelan. Tumpek Krulut juga didefinisikan sebagai hari Valentine atau hari kasih sayang.

Dan berikut adalah Doa atau Mantra untuk Tumpek Krulut

Mantramnya :

Astra Mantra

Om Bhuktiyantu Sarwata Dewa

Bhuktiyantu Triloka Satata

Saganah sapari Warah

Sawarga sadasi dosah

Om Mahadewa namo byonamah swaha

Artinya :

Ya Sang Hyang Widdhi, yang disebut Mahadewa terimalah persembahan kami ini bersama hamba-hamba_Mu, Engkaulah pelindung Tribhuwana ini, semoga terhapuslah sepuluh Mala yang ada di badan kami, dalam membina kelestarian lingkungan hidup.

Baca Juga:  Mengenal Palinggih Taksu di Bali, Fungsi dan Jenis-jenisnya

Tumpek Uye

ilustrasi tumpek bubuh_foto by CaGroe_pixabay
ilustrasi tumpek bubuh_foto by CaGroe_pixabay

Tumpek Kandang atau juga disebut sebagai Tumpek Uye diperingati oleh umat Hindu setiap 210 hari sekali (perhitungan kalender Bali) atau tepatnya pada tepatnya pada Saniscara (Sabtu) Kliwon Wuku Uye.

Mantramnya:

Astra Mantra

Om Bhuktiyantu sarwata Dewa

Om Bhuktiyantu Triloka satata

Saganah sapari warah

Sawarga sadasi dosah

Om Mahesora byo namah swaha

Artinya :

Ya Sang Hyang Widdhi, yang disebut Mahesora, yang memberkati kemakmuran di dunia ini, nikmatilah persembahan kami ini bersama hamba-hamba-Mu, Engkaulah pelindung Tribhuwana ini semoga terhapuslah sepuluh Mala yang ada di badan kami.

Baca Juga:  Apakah Boleh Melaksanakan Pembayuhan di Grya?

Tumpek Wariga

Sama seperti Tumpek Landep, Tumpek Wariga juga datang setiap 210 hari. Dimana saat Tumpek Wariga umat Hindu akan menghaturkan banten pada tumbuh-tumbuhan.

Biasanya Tumpek Wariga juga disebut sebagai Tumpek Bubuh yang. Tumpek Wariga juga identik dengan Hari Raya Galungan dan Kuningan.

Dan berikut adalah Mantra atau Doa untuk Tumpek Wariga

Mantramnya :

Astra Mantram

Om Rang Ring Sah Parama Ҫiwa ditya ya namah

Om Ҫangkara byonamah swaha

Artinya

Om Sujud hamba kepada Rang Ring Sah Ҫiwaditya yang maha utama, Engkaulah Ҫangkara yang memberikan kebahagiaan.

Baca Juga:  Menelusuri Transformasi Bali Sunset Road Convention Center

Tumpek Kuningan

Tumpek Kuningan hadir setiap 210 hari, dimana umat Hindu akan bersyukur kepada Hyang Maha Pencipta dalam manifestasinya sebagai Hyang Iste dewata atas ciptaanya.

Mantramnya:

Astra Mantra

Om Bhuktiyantu Sarwata Dewa

Bhuktiyantu Triloka Satata

Saganah sapari warah

Sawarga sadasi dosah

Artinya :

O Sang Hyang Widdhi, nikmatilah persembahan kami ini bersama hamba-hamba-Mu, Engkaulah pelindung Triloka /Tribuana ini, semoga terhapuslah sepuluh mala yang ada di badan kami.

Baca Juga:  Tumpek Kandang Berdasarkan Lontar, Penjelasan dan Banten yang Digunakan

Tumpek Wayang

Tumpek Wayang jatuh setiap 210 hari tepatnya pada Sabtu Kliwon Wuku Wayang. Umat Hindu akan memuja Tuhan dalam manifestasinya sebagai Sang Hyang Iswara.

Dan berikut adalah Mantra atau Doa untuk Tumpek Wayang

Mantramnya:

Astra Mantra

Om Bhuktiyantu Sarwata Dewa

Om Bhuktiyantu Triloka satata

Saganah sapari warah

Sawarga sadasi dosah

Om Iҫwara byo swaha

 

Artinya :

Ya Sang Hyang Widdhi yang disebut Iҫwara, Pencipta keindahan untuk membina keluhuran Budhi nurani manusia, nikmatilah persembahan kami ini bersama hamba-hamba-Mu, Engkaulah pelindung Tribhuwana ini, semoga terhapuslah Mala yang ada di badan kita.

 

Tumpek Landep

Tumpek Landep hadir setiap 210 hari, dimana saat Tumpek Landep dilakukan pemujaan terhadap Sang Hyang Pasupati. Biasanya umat Hindu akan membuat banten pada senjata, peralatan sehari-hari hingga kendaraan.

Dan berikut ini adalah Mantra atau Doa untuk Tumpek Landep.

Mantramnya :

Astra Mantram

Paҫupati Astawa

Om Paҫupati Padma raksa rupaya

Madya muka deҫa astabya

Paҫupati um pat ya namah swaha

Artinya :

Sang Hyang Widdhi, yang bermanifestasikan Sang Hyang Paҫupati dengan kekuatan sebagai asta dala (Padma). Lindungilah dengan sinar suci-Mu. Engkau yang berstana di tengah-tengah Kiblat dunia, selamatkanlah kami ini.


ikuti kami di Google News

ikuti kami di Google News

Baca Juga:

error: Content is protected !!