KABARPORTAL.COM - Mantra, doa, banten Tumpek Bubuh yang menjadi penanda datangnya rainan Galungan. Berikut adalah penjelasan tentang rainan Tumpek Bubuh, rainan yang juga dikenal dengan sebutan Tumpek Wariga ini memiliki makna yang khusus. Berikut ini adalah penjelasan tentang Tumpek Uduh yakni penanda dari rangkaian Galungan dan Kunigan. Rainan yang juga dikenal dengan nama Tumpek Pengatag, Tumpek Bubuh, dan Tumpek Wariga ini merupakan awal dari rangkaian Galungan. Di mana pada tahun 2023 ini Galungan terjadi pada 2 Agustus 2023. Masyarakat Bali tentu sudah disibukkan kembali untuk menyambut hari kemenangan.[irp]
[the_ad id="1399"]
Apa itu Tumpek
umat Hindu melaksanakan persembahyangan saat rainan. foto by Raw_Image6/pixabay/ kabarportalTumpek merupakan rainan atau hari suci bagi umat Hindu yang datangnya setiap 210 hari atai 6 bulan kalender Bali.[irp]
[the_ad id="1399"] Tumpek datang setiap Saniscara (Sabtu) Kliwon. Nama Tumpek akan menyesuaikan dengan nama Wuku yang mengikutinya. Tumpek berasal dari dua kata yakni Tu atau Metu yang berarti keluar atau lahir dan pek yang bermakna putus atau berakhir.[irp]
[the_ad id="1399"] Tumpek merupakan akhir dari Sapta Wara yakni Saniscara dan akhir dari Panca Wara yakni Kliwon. Lontar Sundarigama menyebutkan jika Tumpek adalah turunnya Ida Sanghyang Widhi Wasa dengan manifestasi bliau sebagai Sang Hyang Dharma membawa ajaran suci atau Tattwa.
Tumpek Bubuh
ilustrasi menggunakan bija di Bali/ KabarportalSaat Tumpek Bubuh dilaksanakan pemujaan kepada Dewa Sangkara yakni Dewa kesuburan. Masih dalam Lontar Sundarigama disebutkan sebagai berikut: Wariga, saniscara kliwon, ngaran tumpek panuduh, puja kreti ring sang hyang sangkara, apan sira amredyaken sarwa tumuwuh, kayu-kayu kunang. Artinya: Wuku Wariga pada Sabtu Kliwon merupakan Tumpek Panguduh. Pemujaan dilakukan pada Sang Hyang Sangkara sebagai penguasa kesuburan semua tumbuhan dan juga pepohonan. Kemudian saat Tumpek Pengatag, masyarakat Hindu akan melaksanakan upakara yang dihaturkan pada pepohohan dan tumbuhan.