swipe up
[modern_search_box]

Melasti: Ritual Suci Hindu Bali yang Penuh Makna

 Melasti: Ritual Suci Hindu Bali yang Penuh Makna

Paul Wiryantho/ flickr/kabarportal


DENPASAR, BALIKONTEN.COM –
Di tengah gemuruh ombak dan semilir angin pantai, umat Hindu di Bali melaksanakan sebuah tradisi sakral bernama Melasti. Upacara ini bukan sekadar ritual tahunan, melainkan wujud nyata penyucian jiwa dan raga yang menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Hari Raya Nyepi. Dengan penuh khidmat, Melasti digelar untuk menyambut tahun baru Saka, mengusung doa serta harapan akan kedamaian dan kesejahteraan alam semesta.

Makna Mendalam di Balik Melasti

Berdasarkan naskah kuno seperti Lontar Sunarigama dan Sanghyang Aji Swamandala yang ditulis dalam bahasa Jawa Kuno, Melasti memiliki arti yang kaya akan filosofi. Dalam teks tersebut disebutkan, “Melasti ngarania ngiring prewatek dewata angayutaken laraning jagat, papa klesa, letuhing bhuwana.” Dalam bahasa yang lebih sederhana, Melasti adalah upaya meningkatkan keyakinan (sraddha) dan pengabdian (bhakti) kepada para Dewata—manifestasi Tuhan Yang Maha Esa—untuk menghapus penderitaan masyarakat, membersihkan dosa (papa klesa), serta menjaga kelestarian alam.

[irp]

Lebih jauh lagi, Melasti didefinisikan sebagai “nganyudang malaning gumi ngamet tirta amerta,” yang berarti menghanyutkan segala kotoran dunia dengan air kehidupan. Dalam ajaran Hindu, air—khususnya dari laut, danau, atau mata air—dianggap sebagai tirta amerta, sumber kehidupan yang menyucikan. Inilah mengapa lokasi seperti tepi pantai atau danau selalu menjadi pilihan utama untuk menggelar upacara ini.

Prosesi yang Penuh Kekhidmatan

promo pembuatan website bulan ini

Bayangkan ratusan warga dari berbagai banjar atau desa berbondong-bondong menuju sumber air suci. Mereka datang dalam rombongan, membawa perangkat sakral seperti arca, pratima, dan pralingga dari pura masing-masing. Benda-benda keramat ini disucikan dalam prosesi yang sarat makna, sebagai simbol penyucian spiritual sekaligus penghormatan kepada leluhur dan alam. Tak ketinggalan, sesajen yang disiapkan oleh setiap individu turut melengkapi ritual ini, menjadi wujud syukur dan pengabdian sesuai kemampuan masing-masing.



[irp]

Prosesi ini biasanya dilakukan beberapa hari sebelum Tawur Kesanga, sebuah ritual persembahan besar menjelang Nyepi. Tujuannya? Memohon berkah kepada Tuhan agar alam semesta tetap harmoni dan manusia terhindar dari segala bentuk kekotoran—baik dalam pikiran, perkataan, maupun perbuatan.

Melasti dan Nyepi: Satu Rangkaian Harmoni

Dalam catatan Babad Bali, Melasti—yang juga dikenal sebagai melis atau mekiyis—tak bisa dipisahkan dari Nyepi. Upacara ini menjadi langkah awal untuk menyambut hari suci tersebut, di mana umat Hindu Bali merenung dan menjalani keheningan. Lewat Melasti, mereka berupaya melebur dosa dan memperoleh tirta amerta sebagai bekal menjalani kehidupan yang lebih baik di tahun mendatang.



Pesona Tradisi yang Hidup

Keindahan Melasti tak hanya terletak pada maknanya, tetapi juga pada kekompakan masyarakat Bali dalam menjalankannya. Dari anak-anak hingga lansia, semua turut serta dalam prosesi ini, mencerminkan betapa kuatnya warisan budaya dan spiritual Hindu di Pulau Dewata. Lokasi seperti pantai-pantai Bali yang ikonik atau danau-danau yang tenang pun menjadi saksi bisu dari ritual yang telah berlangsung selama berabad-abad.

[irp]

Dengan kata kunci seperti Melasti, Hari Raya Nyepi, tirta amerta, dan penyucian Hindu Bali, tradisi ini bukan hanya milik umat Hindu, tetapi juga menjadi daya tarik budaya yang memperkaya khazanah Indonesia. Melasti mengajarkan bahwa kebersihan jiwa dan kelestarian alam adalah dua hal yang saling terkait, sebuah pelajaran yang relevan bagi kita semua di tengah tantangan zaman.

***

Tim Kabarportal

Baca Juga: