Mengenal dan Mengetahui Rangkaian dari Hari Suci Saraswati
DENPASAR, KABARPORTAL.COM – Sabtu, 13 Juli 2024 umat Hindu melaksanakan rahinan Saraswati, dimana ini terjadi setiap 210 hari sekali atau 6 bulan. Saraswati juga menjadi penanda akan datangnya rahinan Pagerwesi.
Rahinan suci Saraswati jatuh setiap Saniscara Umanis Watugunung, umat Hindu akan melakukan serangkaian upcara persembahyangan. Dibeberapa tempat mungkin bersamaan dengan pujawali, piodalan atau pertirtan.
Belakangan mungkin lebih banyak mengetahui Banyu Pinaruh saja, yang sebenarnya ada rangkaian bahkan seminggu sebelum Saraswati dilaksanakan. Tentu rangkaian ini tidak bisa dilepaskan dengan kisah Prabu Watugunung yang kalah saat menghadapi Dewa Wisnu di medan perang.
Kisah kalahnya Prabu Watugunung tertuang pada Lontar Medang Kemulan. Dan berikut ini adalah rangkaian dari Saraswati:
Rangkaian dimulai dari Redite Kliwon Watugunung. Di mana saat ini Watugunung dikisahkan telah gugur saat berperang melawan Dewa Wisnu.
Maknanya adalah mengurangi rasa ego di dalam diri untuk menuju kebijaksanaan. Lalu pada hari berikutnya yani Soma atau Senin dikenal dengan Sandung Watang yakni ketidaksadaran.
Pada saat hari Selasa dikenal dengan nama Paid-paidan yakni unsur maya yang memiliki potensi untuk menggagalkan proses penerimaan ilmu pengetahuan.
Kemudian ada Buda Urip yakni saat ini Watugunung kembali dihidupkan. Pada saat Buda Urip ini dimaknai sebagai bangkitnya kesadaran buddhi di dalam diri manusia guna menerima ilmu.
Pada hari Kamis dikenal dengan Pategtegan yakni saat yang tepat untuk perenungan diri.
Sedangkan pada hari Jumat disebut dengan Pangredanan yakni ketika Watugunung menyembah Dewa Siwa yang juga dikenal sebagai Bhatara Guru.
Dan puncak dari Rangkaian ini tentu pada Saniscara Umanis Watugunung. Sedangkan pada esok harinya dikenal sebagai Banyu Pinaruh yakni proses pembersihan diri usai menerima ilmu pengetahuan.
Itulah rangkaian dari Saraswati yang perlu diketahui. ****
0 Reviews
ikuti kami di Google News