Monkey Forest Ubud Run 2025: Lari untuk Kesehatan, Alam, dan Harmoni Budaya

Peserta Monkey Forest Ubud Run 2025/ kabarportal
UBUD, KABARPORTAL.COM - Suasana semarak menyelimuti kawasan Monkey Forest Ubud pada Minggu, 8 Juni 2025, saat Monkey Forest Ubud Run 2025 digelar dengan sukses di Sentral Parkir Mandala Suci Wenara Wana.
Ajang lari bertajuk “RUN-FoRest Run” ini bukan sekadar perlombaan, melainkan perayaan semangat olahraga, pelestarian alam, dan nilai budaya Bali yang kental dengan filosofi Tri Hita Karana—keseimbangan antara hubungan manusia dengan Tuhan, alam, dan sesama.
Lebih dari 1.500 pelari dari berbagai kalangan, mulai dari anak muda hingga dewasa, baik warga lokal maupun wisatawan asing, memadati jalur lari yang melintasi keindahan alam Ubud. Mereka tak hanya berlari untuk meraih garis finis, tetapi juga untuk mendukung gaya hidup sehat dan menjaga kelestarian lingkungan, sejalan dengan misi Monkey Forest sebagai destinasi ekowisata unggulan di Bali.
“Melalui Monkey Forest Ubud Run, kami ingin mengajak semua orang untuk hidup sehat, mencintai alam, dan menghargai budaya Bali. Ini adalah wujud nyata dari Tri Hita Karana dalam kehidupan sehari-hari,” kata I Gede Yogisswara, Ketua Panitia Monkey Forest Ubud Run 2025.
Semarak Lari di Jantung Ubud
Pada 8 Juni 2025, kawasan Monkey Forest Ubud menjadi saksi gelaran Monkey Forest Ubud Run 2025 yang sukses memikat hati ribuan pelari. Dengan tema “RUN-FoRest Run”, ajang ini mengajak peserta untuk menikmati keindahan alam Ubud sambil mempromosikan gaya hidup aktif dan pelestarian lingkungan. Sebanyak 1.500 pelari dari berbagai usia dan negara berpartisipasi dalam dua kategori lomba, yaitu 5K dan 10K, yang menawarkan total hadiah Rp 25 juta untuk para pemenang putra dan putri.
Menyuarakan Tri Hita Karana
Lebih dari sekadar olahraga, acara ini menjadi panggung untuk memperkenalkan filosofi Tri Hita Karana—harmoni antara manusia, alam, dan spiritualitas. Setiap peserta menerima jersey eksklusif dan medali spesial yang menggambarkan elemen khas Bali, seperti Candi Bentar, hutan hijau, monyet ikonik Ubud, dan siluet pelari. Medali ini bukan hanya kenang-kenangan, tetapi juga simbol komitmen terhadap keseimbangan hidup yang dijunjung tinggi dalam budaya Bali.
Dukungan untuk Ekowisata dan Sport Tourism
Monkey Forest Ubud Run 2025 bukan hanya soal lari, tetapi juga upaya memperkuat posisi Ubud sebagai destinasi ekowisata dan sport tourism. “Kami ingin menunjukkan bahwa Ubud bukan hanya tempat wisata budaya, tetapi juga destinasi ideal untuk aktivitas olahraga yang ramah lingkungan,” ujar Yogisswara. Doorprize menarik, seperti suvenir khas Bali dan hadiah lainnya, turut memeriahkan acara, meninggalkan kesan mendalam bagi semua peserta.
ikuti kami di Google News



