Mengenal Sistem Penanggalan Kalender Saka Bali

Kalender Bali/ Kabarportal
DENPASAR, KABARPORTAL.COM - Kalender Saka Bali menjadi salah satu warisan budaya yang masih hidup di tengah masyarakat Bali. Lebih dari sekadar alat pengatur waktu, kalender ini memandu berbagai aspek kehidupan, mulai dari aktivitas pertanian hingga upacara keagamaan.
Berakar pada perhitungan astronomi, sistem ini menggabungkan elemen seperti wuku, wewaran, dan penyesuaian fase bulan untuk menciptakan harmoni antara waktu dan alam.
Berikut penjelasan mendalam tentang cara kerja kalender Saka Bali, lengkap dengan istilah-istilah penting yang menjadi dasarnya.
Pengalantaka: Menyelaraskan Fase Bulan dengan Alam
Salah satu keunikan kalender Saka Bali terletak pada sistem Pengalantaka, yang menyesuaikan perhitungan matematis fase Tilem (bulan mati) dan Purnama (bulan penuh) dengan posisi nyata Bulan terhadap Matahari dan Bumi. Penyesuaian ini penting untuk mencegah ketidaksesuaian, misalnya ketika kalender menunjukkan Tilem, tetapi Bulan sabit masih terlihat di langit.
Dengan Pengalantaka, siklus bulan tidak selalu 30 hari, melainkan bisa menjadi 29 hari. Pengurangan ini terjadi pada periode Penanggal (dari Tilem ke Purnama) atau Panglong (dari Purnama ke Tilem). Kedua siklus ini biasanya berlangsung 15 hari, tetapi kadang hanya 14 hari. Penanggal dimulai satu hari setelah Tilem, sedangkan Panglong dimulai satu hari setelah Purnama.
Penyesuaian ini dilakukan setiap 9 wuku (63 hari) pada wuku-wuku tertentu, yaitu Sungsang, Tambir, Kulawu, Wariga, Pahang, dan Bala. Beberapa istilah kunci yang sering digunakan meliputi:
- Purnama: Bulan penuh.
- Tilem: Bulan mati.
- Penanggal: Tanggal.
- Sasih: Bulan.
- Surya: Matahari.
- Candra: Bulan.
Nama Bulan dalam Kalender Saka Bali
Kalender Saka Bali membagi tahun menjadi 12 sasih yang diselaraskan dengan kalender Masehi dan Jawa. Berikut daftarnya:
No | Bulan Bali | Bulan Masehi | Bulan Jawa |
---|---|---|---|
1 | Kase | Juli-Agustus | Suro |
2 | Kare | Agustus-September | Sapar |
3 | Katiga | September-Oktober | Mulud |
4 | Kapat | Oktober-November | Bakdo Mulud |
5 | Kalima | November-Desember | Jumadil Awal |
6 | Kaenen | Desember-Januari | Jumadil Akhir |
7 | Kapitu | Januari-Februari | Rejeb |
8 | Kawulu | Februari-Maret | Ruwah |
9 | Kasanga | Maret-April | Poso |
10 | Kadasa | April-Mei | Bodho |
11 | Jhista | Mei-Juni | Apit |
12 | Sadha | Juni-Juli | Besar |
Nama-nama ini mencerminkan siklus alam yang memengaruhi aktivitas seperti musim tanam dan upacara keagamaan.
ikuti kami di Google News