Selain Sasih Kedasa, Sasih Kapat Juga Waktu Terbaik untuk Menikah

ilustrasi nganten /kabarportal
DENPASAR, KABARPORTAL.COM - Dalam budaya Bali, memilih hari baik untuk melangsungkan pernikahan bukan sekadar tradisi, melainkan langkah penting untuk mengawali kehidupan rumah tangga yang harmonis.
Hari yang dipilih dengan cermat diyakini membawa berkah, kebahagiaan, dan kelanggengan bagi pasangan pengantin. Salah satu waktu yang dianggap paling istimewa untuk menggelar upacara pawiwahan adalah Sasih Kapat, bulan keempat dalam kalender Bali yang jatuh sekitar Oktober.
Mengapa Sasih Kapat Istimewa?
Menurut tradisi padewasan Bali, yang mengatur hari baik dan buruk untuk berbagai kegiatan, Sasih Kapat dianggap sebagai waktu yang membawa kemakmuran bagi pasangan yang menikah. I Gede Marayana, seorang penekun wariga sekaligus penyusun kalender Bali, menjelaskan bahwa ada lima bulan atau sasih yang dianggap baik untuk pernikahan: Katiga, Kapat, Kalima, Kapitu, dan Kadasa. Namun, Sasih Kapat memiliki keistimewaan karena diyakini membawa kekayaan (sugih rendah) bagi pasangan yang mengikat janji suci pada bulan ini.
Selain Sasih Kapat, masing-masing sasih lain juga memiliki makna khusus. Misalnya, menikah pada Sasih Katiga diyakini mendatangkan banyak keturunan (bala putra), sementara Sasih Kalima menjanjikan kecukupan sandang pangan (kasidhanan amertha). Sasih Kapitu dipercaya membawa umur panjang (rahayu dirgayusa), dan Sasih Kadasa menawarkan kebahagiaan sepanjang hidup (sukawinaya). Meski begitu, Sasih Kadasa sering dianggap sebagai puncak kebaikan untuk segala jenis upacara, termasuk pernikahan.
Pentingnya Memilih Hari Pananggal
Selain memilih bulan yang tepat, memilih hari dalam siklus bulan juga tak kalah penting. IB Putra Manik Aryana, dosen Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar, menekankan bahwa upacara pernikahan sebaiknya dilakukan pada hari-hari pananggal, yaitu hari-hari setelah Tilem (bulan mati). Pada periode ini, bulan bergerak dari redup menuju terang, melambangkan perjalanan kehidupan pernikahan yang diharapkan semakin bercahaya, penuh kebahagiaan, dan kemakmuran.
Dalam buku Pelajaran Dewasa (Wariga) karya Wayan Simpen AB, hari pananggal 10 dianggap sebagai waktu paling ideal untuk pernikahan karena membawa keselamatan, kebahagiaan, dan kesejahteraan. Selain itu, hari-hari seperti pananggal 1 (mendatangkan kekayaan dan keharmonisan suami-istri), pananggal 3 (penuh kebahagiaan), pananggal 5 (cukup kesenangan), dan pananggal 7 (kebahagiaan dan kemakmuran) juga dianggap baik untuk menggelar upacara pernikahan.
ikuti kami di Google News

