swipe up
[modern_search_box]

Sebelum Jadian dan Menikah, Yuk Coba Cek Ramalan Jodoh Berdasarkan Primbon

 Sebelum Jadian dan Menikah, Yuk Coba Cek Ramalan Jodoh Berdasarkan Primbon

Ilustrasi umat Hindu tengah melangsungkan pernikana / kabarportal

DENPASAR, KABARPORTAL.COM – Dalam budaya Hindu Bali, perjodohan atau patemon suami-istri bukan sekadar urusan cinta, tetapi juga keseimbangan spiritual yang dihitung melalui primbon.

Tradisi ini menggunakan perhitungan berdasarkan hari kelahiran untuk memprediksi keharmonisan rumah tangga, rezeki, hingga dinamika keluarga.

Dengan memahami ramalan jodoh ini, pasangan dapat mempersiapkan langkah bijak menuju pernikahan yang bahagia.

Artikel ini mengulas cara perhitungan patemon secara secara singkat, ini bukanlah final hanya sebuah ramalan jadi sikapi dengan bijak.

Memahami Perhitungan Patemon dalam Primbon Bali

promo pembuatan website bulan ini

Perjodohan dalam tradisi Hindu Bali mengacu pada sapta wara (tujuh hari dalam seminggu) dan panca wara (lima hari pasaran Bali: Umanis, Paing, Pon, Wage, Kliwon).



Setiap hari memiliki nilai urip atau neptu yang menjadi dasar ramalan. Berikut daftar urip untuk panca wara, sad wara, dan sapta wara:

  • Panca Wara: Umanis (5), Paing (9), Pon (7), Wage (4), Kliwon (8)
  • Sad Wara: Urukung (5), Was (9), Tungleh (7), Paniron (4), Aryang (8), Sukra (6), Maulu (3)
  • Sapta Wara: Redite/Minggu (5), Soma/Senin (4), Anggara/Selasa (3), Budha/Rabu (7), Wrespati/Kamis (8), Sukra/Jumat (6), Saniscara/Sabtu (9)

Untuk meramal kecocokan, neptu hari kelahiran calon pengantin dijumlahkan, lalu dibagi 9. Sisa pembagian menentukan prediksi, seperti:

  • Sisa 3 atau 9: Rezeki melimpah, rumah tangga sejahtera.
  • Sisa 2 atau 7: Risiko kehilangan anak atau tantangan besar.
  • Sisa 3 atau 5: Pernikahan berpotensi cepat berakhir.

Contoh kombinasi hari kelahiran:

  • Selasa dan Rabu: Rezeki berlimpah.
  • Rabu dan Sabtu: Hubungan harmonis.
  • Minggu dan Senin: Kaya namun rawan konflik kesehatan.

Memilih Hari Baik untuk Pernikahan



Selain kecocokan pasangan, pemilihan hari pernikahan (dewasa ayu nganten) juga krusial. Caranya, jumlahkan neptu hari kelahiran kedua mempelai, lalu cari hari dan pasaran yang neptu-nya, jika dijumlahkan dengan neptu pasangan dan dibagi 3, habis. Hasilnya menunjukkan tiga kategori:

  • Wali: Kurang harmonis, mudah bosan.
  • Penghulu: Rawan konflik atau cedera.
  • Temantin: Beruntung, penuh kebahagiaan.

Rumus Sodasa Rsi: Enam Belas Pertemuan

Rumus Sodasa Rsi (enam belas pertemuan) digunakan untuk ramalan mendalam. Caranya, jumlahkan neptu dari sapta wara, panca wara, dan sad wara suami-istri, lalu bagi 16. Sisa pembagian mengungkap prediksi, seperti:

  • Sisa 1: Bergejolak, tapi jika sabar, kebahagiaan menanti. Yoni Brahmana, cocok untuk profesi spiritual atau dagang.
  • Sisa 5: Rezeki melimpah, rumah tangga harmonis. Yoni Indria, penuh kasih sayang.
  • Sisa 11: Sugih dan bahagia, anak banyak, keluarga harmonis. Yoni Sri Emas.
  • Sisa 15: Kurang rukun, sering berselisih, perlu usaha ekstra menjaga keharmonisan.

Namun, beberapa sisa seperti 6 (penderitaan) atau 8 (sengsara) menunjukkan tantangan besar, yang dapat diatasi dengan penguatan spiritual seperti sembahyang dan melukat.

Ramalan Lima Tahunan: Dinamika Rumah Tangga

Primbon juga meramal dinamika pernikahan setiap lima tahun dengan rumus: jumlah neptu sapta wara dan panca wara suami-istri dibagi 5. Sisa menunjukkan kondisi:

  • Sri: Sejahtera dan bahagia.
  • Gedong: Berkecukupan, tidak kekurangan.
  • Pete: Sering bertengkar, rawan sengsara.
  • Pati: Banyak masalah, mungkin kehilangan rezeki.
  • Lungguh: Mendapat kedudukan lebih baik.

Contoh: Suami lahir Minggu Wage (neptu 5+4=9), istri lahir Senin Kliwon (neptu 4+8=12). Total neptu 21. Perhitungan lima tahunan:

Umur PernikahanPerhitunganSisaPosisiArti
0–5 tahun21 ÷ 5 = 41SriSejahtera
5–10 tahun21–4 = 17, 17 ÷ 5 = 32GedongBerkecukupan
10–15 tahun17–3 = 14, 14 ÷ 5 = 24PatiBanyak masalah
15–20 tahun14–2 = 12, 12 ÷ 5 = 22GedongBerkecukupan

Proses ini berulang, dengan hasil pembagian sebelumnya dikurangi untuk memprediksi periode berikutnya.

Menjaga Harmoni Rumah Tangga

Meski ramalan menunjukkan hasil kurang baik, pasangan tidak perlu putus asa. Tradisi Hindu Bali menekankan pentingnya komunikasi, penguatan spiritual, dan karma baik. Rajin sembahyang, melakukan punia (dana suci), melukat (pembersihan spiritual), dan yadnya dapat memperbaiki dinamika rumah tangga. Bagi yang belum menikah, memilih pasangan dengan neptu yang cocok dan hari pernikahan yang tepat menjadi modal awal kebahagiaan.

Kesimpulan: Jodoh di Tangan Tuhan, Usaha di Tangan Manusia

Ramalan patemon suami-istri dalam Hindu Bali bukan sekadar prediksi, melainkan panduan untuk memahami dinamika pernikahan. Dengan perhitungan sapta wara, panca wara, dan sodasa rsi, pasangan dapat mempersiapkan langkah bijak menuju rumah tangga harmonis. Namun, seperti pepatah Bali, “jodoh di tangan Tuhan, usaha di tangan manusia.” Kombinasikan ramalan dengan komunikasi, kasih sayang, dan spiritualitas untuk membangun keluarga yang sejahtera.

***

Penulis: Putu Astawa

Editor: Tim Kabarpotal

Baca Juga: