Sejarah Panjang Pasar Kumbasari Denpasar, Pernah ke Sini?

Pasar Kumbasari/ Google Maps/ kabarportal
DENPASAR, KABARPORTAL.COM - Pasar Kumbasari di Denpasar, destinasi wajib bagi pecinta seni dan kuliner Bali, diterjang banjir pada 10 September 2025. Meski demikian, pesona pasar ini tetap tak pudar sebagai jantung budaya Pulau Dewata.
Banjir Mengguncang Pasar Kumbasari
Pagi yang kelam menyelimuti Pasar Kumbasari, Denpasar, pada Rabu, 10 September 2025. Banjir bandang dari Sungai Badung yang berdekatan menerjang lantai satu pasar ini, meninggalkan luka bagi para pedagang.
Agus Saryawan, salah satu pedagang lokal, mengaku ini bukan kali pertama banjir melanda. "Sudah empat kali saya alami, tapi yang paling parah di 1998 dan sekarang ini," ungkapnya kepada wartawan pada Kamis, 11 September 2025, sambil membersihkan sisa-sisa kerusakan.
Meski bencana ini mengganggu, semangat Pasar Kumbasari tak pernah padam. Pasar yang berdiri megah di Jalan Gajah Mada ini tetap menjadi magnet bagi wisatawan dan warga lokal, menawarkan perpaduan unik antara seni Bali, belanja murah, dan kuliner malam yang menggoda.
Jendela Budaya Bali yang Autentik
Berlokasi hanya 13 kilometer atau sekitar 45 menit dari Bandara Ngurah Rai, Pasar Kumbasari bukan sekadar pasar tradisional. Ia adalah cerminan hidup budaya Bali, tempat wisatawan dan warga lokal berbaur untuk menikmati pesona kerajinan tangan Bali. Dari perhiasan perak halus hingga kain batik Bali yang penuh warna, dari lukisan mitologi hingga peralatan upacara adat, setiap sudut pasar ini menyimpan cerita.
Dibangun pada 1977 di lahan seluas 6.230 meter persegi, pasar ini memiliki 295 kios, 1.363 los, dan 495 pedagang di pelataran. Arsitektur khas Bali dengan empat lantai menjadikannya landmark yang menawan. Lantai dasar dipenuhi kebutuhan sehari-hari, sementara lantai atas adalah surga bagi pecinta seni, dengan art shop yang menawarkan souvenir Bali murah, tenun ikat tradisional, hingga patung kayu yang rumit.
Transformasi Sepanjang Hari
Pasar Kumbasari hidup 24 jam, berubah wajah seiring waktu. Pagi hari, suasana ramai dengan pedagang bahan pokok, seperti sayur dan kebutuhan rumah tangga. Siang hingga sore, pasar ini menjadi pusat wisata belanja Bali, menawarkan cenderamata yang sarat makna budaya. Harga di sini jauh lebih bersahabat dibandingkan toko-toko di Kuta atau Legian, apalagi jika Anda jago tawar-menawar. Rahasia belanja hemat? Jangan malu untuk negosiasi!
ikuti kami di Google News



