Sudah Tahu Belum? Inilah Pantangan Saat Rainan Pagerwesi

 Sudah Tahu Belum? Inilah Pantangan Saat Rainan Pagerwesi

umat Hindu melaksanakan persembahyangan saat rainan. foto by Raw_Image6/pixabay/ kabarportal

 

 

 

KABARPORTAL.COM – Inilah pantangan yang perlu diketahui oleh umat Hindu tentang rainan Pagerwesi.

promo pembuatan website bulan ini

 



Pagerwesi adalah rainan umat Hindu yang datangnya setiap 6 bulan sekali atau 210 hari sekali yakni pada Buda Kliwon  Wuku Sinta.

 

Dalam Lontar Sundarigama disebutkan tentang rainan Pagerwesi yakni disebut segabai Prayoga Ida Bhatara Pramesti Guru.

Baca Juga:  Banten Buda Wage Klawu, Tidak Boleh Bayar Hutang

Tentunya dalam penyebutan Guru di sini bukanlah bermakna guru pengajian selayaknya di sekolah melainkan guru yang melingkupi guru swadyaya atau Tuhan, guru rupaka atau orang tua, dan guru wisesa (pemerintah).



 

Doa Melaksanakan Pagerwesi

 

Berikut adalah mantra atau doa yang bisa digunakan dalam melaksanakan rainan Pagerwesi.

Baca Juga:  5 Hotel Murah di Berawa, Canggu, Harga di Bawah Rp500 Ribu Dekat Pantai

Isi mantra :

 

Om, giripati maha wiryam maha dewa pratista linggam sarwa dewa pranamyam nam sarwa jagat prastistanam om, giripati dipata ya namah

 

Artinya:

Om Hyang Widhi, yang bergelar Giripati yang Maha Agung, Maha Dewa dengan lingga yang mantap, semua Dewa sembah padaMu. Om, Giripati, hamba memuja-Mu

Baca Juga:  Apa Itu Otonan di Bali, Banten dan Doanya

Banten Pagerwesi

 

Terkait banten untuk melaksanakan rainan Pagerwesi bisa menyesuaikan dengan desa kala patra atau kemampuan dari masing-masing umat. Namun banten berikut ini juga bisa digunakan dalam pelaksanaan rainan Pagerwesi.

Baca Juga:  Fakta Menarik Kuningan di Bali, Nasi Kuning, Tradisi Mekotek hingga Sembahyang Sebelum Pukul 12 Siang

Daksina, suci, pras, penyeneng masing-masing atanding. sesayut panca lingga, penek ajuman, wangi-wangi serta kelengkapan lainnya. Banten tersebut kemudian dihaturkan pada snggah kemulan.

 

Pantangan Saat Rainan Pagerwesi

 

Carik Walangati. Tidak baik untuk melakukan pernikahan/wiwaha, atiwa-tiwa/ngaben dan membangun rumah. (Alahing dewasa 3).

 

Kala Dangu. Tidak baik untuk memulai suatu pekerjaan, pindah tempat, bepergian. (Alahing dewasa 3).

Baca Juga:  The Mandara Village, Hunian Masa Depan di Kerobokan

Kala Siyung. Tidak baik, hari ini harus diwaspadai karena mengandung pengaruh buas. (Alahing dewasa 3).

 

Kala Sudukan. Tidak baik untuk memindahkan orang sakit, menunjukkan unsur perombakan. (Alahing dewasa 3).

 

Kala Tampak. Tidak baik untuk dewasa nikah (perkawinan). (Alahing dewasa 3).

Baca Juga:  Kajeng Kliwon, Hari Keramat Bagi Umat Hindu, Berikut Penjelasannya

Panca Prawani. Tidak baik dipakai dewasa ayu. (Alahing dewasa 2).

 

Purwanin Dina. Tidak baik sebagai dewasa ayu (Alahing dewasa 4).

 

Salah Wadi. Tidak baik untuk melakukan Manusa Yadnya (wiwaha, mapendes, potong rambut dll.) Pitra Yadnya (Penguburan, atiwa-tiwa/ngaben, nyekah, ngasti dll. (Alahing dewasa 3).

 


0 Reviews

Write a Review

ikuti kami di Google News

0 Reviews

Write a Review

Baca Juga:

error: Content is protected !!