swipe up
[modern_search_box]

Tahu Ngemumu? Pesona Tradisi Sakral Desa Manggis yang Memikat Hati di Bali

 Tahu Ngemumu? Pesona Tradisi Sakral Desa Manggis yang Memikat Hati di Bali

Tradisi Ngemumu yang sakral dan unik/ Instagram/ kabarportal

KARANGASEM, KABARPORTAL.COM - Bali, pulau seribu pura, tak pernah kehabisan cerita tentang tradisi sakral yang memukau. Salah satu permata budaya yang jarang tersorot adalah Tradisi Ngemumu, sebuah ritual unik yang dijalankan oleh masyarakat Desa Adat Manggis, Kecamatan Manggis, Karangasem.

Tradisi ini bukan sekadar upacara, melainkan cerminan kearifan lokal yang menghubungkan manusia, alam, dan leluhur dalam harmoni spiritual. Dengan nilai sakral yang kuat, Ngemumu menjadi daya tarik budaya yang patut dikenal lebih luas. Berikut kisah menarik di balik tradisi ini yang kaya akan makna.

Ritual Penyucian Setiap Tilem Sasih Kedasa

Setiap tahun, saat bulan gelap atau Tilem Sasih Kedasa tiba—sekitar sebulan setelah kemeriahan Hari Raya Nyepi—warga Desa Manggis bersiap menyambut Ngemumu. Momen ini dipilih karena dianggap sebagai waktu ideal untuk menetralisir energi negatif yang mungkin mengganggu keseimbangan desa. Ritual ini bukan hanya soal membersihkan lingkungan secara fisik, tetapi juga menyucikan jiwa dan memperkuat ikatan spiritual masyarakat dengan leluhur mereka.

Obor Danyuh, Simbol Penghalau Kejahatan

Salah satu elemen paling ikonik dalam Ngemumu adalah penggunaan obor dari danyuh, yaitu daun kelapa kering yang dibakar hingga menyala. Dengan obor ini, masyarakat berjalan menuju Pura Dalem, sebuah tempat suci yang menjadi pusat ritual. Cahaya api dari danyuh diyakini memiliki kekuatan magis untuk membakar energi jahat dan melindungi desa dari gangguan gaib. Prosesi ini tidak hanya memukau secara visual, tetapi juga sarat dengan makna filosofis tentang pemurnian dan transformasi.

Prosesi Khidmat Kaum Lelaki

promo pembuatan website bulan ini



Ngemumu adalah panggilan khusus bagi kaum laki-laki dari 14 banjar adat di Desa Manggis. Mereka berjalan bersama dalam suasana khidmat, membawa obor menuju kuburan desa. Prosesi ini bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan sebuah perjalanan spiritual yang mempererat solidaritas antarwarga. Setiap langkah mereka adalah wujud pengabdian kepada tradisi leluhur, menjaga warisan budaya agar tetap hidup di tengah modernisasi.

Pembuka Rangkaian Usaba Dalem dan Nyepi Adat

Sebagai bagian dari sistem kalender spiritual masyarakat Manggis, Ngemumu bukanlah ritual yang berdiri sendiri. Tradisi ini menjadi pembuka menuju upacara yang lebih besar, seperti Usaba Dalem dan Nyepi Adat. Ketiganya saling terhubung, membentuk siklus spiritual yang menjaga keseimbangan antara manusia, alam, dan dunia gaib. Ngemumu, dengan segala kesakralannya, menjadi fondasi penting dalam menjalankan rangkaian upacara ini.

1 dari 2 halaman

ikuti kami di Google News

Penulis: Putu Astawa

Editor: Tim Kabarpotal

Baca Juga: