swipe up
[modern_search_box]

Buleleng Bangga: Tari Baris Bedug dan Karya Alilitan Resmi Jadi Warisan Budaya Takbenda 2025

 Buleleng Bangga: Tari Baris Bedug dan Karya Alilitan Resmi Jadi Warisan Budaya Takbenda 2025

Buleleng Bangga: Tari Baris Bedug dan Karya Alilitan Resmi Jadi Warisan Budaya Takbenda 2025/ kabarportal

BULELENG, KABARPORTAL.COM - Buleleng, Bali, kembali menorehkan prestasi budaya. Dua tradisi khas daerah ini, Tari Baris Bedug dan Karya Alilitan, resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia 2025 oleh Kementerian Kebudayaan. Pengakuan ini menjadi bukti nyata bahwa kekayaan budaya Buleleng terus hidup dan dihargai di panggung nasional.

Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng, Nyoman Wisandika, mengungkapkan kebanggaannya atas pencapaian ini.

"Prosesnya tidak mudah. Sejak akhir 2024, kami melalui tahap verifikasi, melengkapi data narasumber, hingga sidang penetapan di Kementerian Kebudayaan pada Oktober 2025," ujarnya seperti dikutip dari laman resmi Blelengkab.go.id pada Selasa, 14 Oktober 2025.

Tari Baris Bedug: Pesona Tarian Sakral Banyuning

Di Kelurahan Banyuning, Tari Baris Bedug menjadi kebanggaan masyarakat. Tarian sakral ini memiliki ciri khas berupa puntalan kain atau bungkuk yang menghiasi punggung penari. Dibawakan oleh empat penari, tarian ini mengiringi prosesi tedun sawa dan pelepasan tali peti dalam upacara ngaben.

promo pembuatan website bulan ini



Gerakan yang penuh makna dan iringan musik tradisional menciptakan harmoni yang memukau, sekaligus memperkuat nilai spiritual dalam tradisi Bali.

"Tari Baris Bedug bukan sekadar seni pertunjukan, tetapi juga wujud penghormatan kepada leluhur," tutur Wisandika. Keunikan tarian ini terletak pada kekompakan penari dan detail kostum yang sarat simbolisme, menjadikannya salah satu warisan budaya yang tak ternilai.

Karya Alilitan: Kearifan Lokal Penjaga Danau Tamblingan

Di sisi lain, Karya Alilitan mencerminkan kearifan lokal masyarakat Catur Desa, yakni Gobleg, Munduk, Gesing, dan Umejero. Tradisi ini lahir dari upaya menjaga kelestarian sumber air di kawasan Danau Tamblingan, Kecamatan Banjar. Karya Alilitan bukan hanya ritual, tetapi juga cerminan harmoni antara manusia dan alam yang telah diwariskan secara turun-temurun.

"Tradisi ini menunjukkan bagaimana masyarakat Buleleng menghargai alam sebagai sumber kehidupan," jelas Wisandika. Melalui Karya Alilitan, masyarakat setempat menggelar rangkaian upacara untuk memastikan keseimbangan ekosistem, sekaligus mempererat tali persaudaraan antarwarga.



Syarat WBTb: Tradisi yang Hidup di Hati Masyarakat

1 dari 2 halaman

ikuti kami di Google News

Tim Kabarportal

Baca Juga: