Tentang Dewasa Ayu dalam Masyarakat Hindu Bali, Boleh Tidak Menggunakan Ala Ayuning, Ini Penjelasannya
DENPASAR, KABARPORTAL.COM – Inilah penjelasan singkat tentang ala ayuning dewasa atau hari yang yang digunakan oleh masyarakat Hindu di Bali.
Bagi masyarakat Hindu di Bali, sebelum melaksanakan kegiatan khususnya keagamaan pastilah akan melihat dewasa ayu.
Lantas apa sebenarnya tujuan dan fungsi dari dewasa ayu yang selalu digunakan oleh masyarakat Hindu hingga saat ini?
Dalam penelusuran tim Kabarportal.com, tujuan dari dewasa ayu ini untuk kecocokan dan alam mendukung pada tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
Diketahui bahwa, dewasa merupakan sistem perhitungan dari siklus muni terhadap bulan dan juga matahari dan ini nantinya memberikan pengaruh pada musim.
Pawuku atau penanggalan Bali dalah nening sasih atau bulan menurut kalender Bali. Sedangkan sasih merupakan dening Sang hyang Triodasa Saksi, 13 sifat Siwa, Surya, Candra, Lintang dalah dening dauh.
Kemudian antara Buda Kliwon Dungulan hingga Buda Kliwon pahang, dalam ala ayuning dewasa tidak ditemukan adanya dewasa ayu untuk kegiatan yang bersifat memulai baru.
Kendati demikian, dalam beberapa kasus upacara akan dilaksanakan tanpa ditentukannya ala ayuning dewasa, dengan catatan adanya sebuah kesepakatan skala atau duniawi. “Dalah dening manah ning sucir nirmala“.
Ada satu banten yang harus dihaturkan ketika dilaksanakannya sebuah kegiatan tanpa melihat dewasa ayu yakni banten Pengalang Sasih.
Ini biasanya digunakan setiap kegiatan dari pelaksanaan upacara besar. Tujuannya untuk menghindari hal yang tidak diinginkan yang berkaitan dengan dewasa. ***
0 Reviews
ikuti kami di Google News