Tilem Kawulu: Tradisi Suci untuk Memohon Anugerah Keterampilan

Kalender Bali menunjukkan Tilem/ kabarportal
DENPASAR, KABARPORTAL.COM – Hari ini, umat Hindu di Bali merayakan Tilem Kawulu, yang jatuh pada bulan kedelapan dalam sistem kalender Bali. Perayaan ini memiliki makna spiritual yang mendalam, di mana umat melakukan pemujaan kepada Siwa, terutama pada saat gelap bulan atau Tilem.
Daftar Isi
Makna Sakral Tilem Kawulu
Tilem bukan sekadar fenomena astronomi, tetapi juga momentum spiritual bagi umat Hindu. Pemujaan pada malam Tilem dilakukan dengan berbagai ritual, seperti yoga dan meditasi dalam keheningan. Keyakinannya, praktik ini dapat membantu membersihkan diri dari segala noda dan dosa.
Menurut Putu Eka Guna Yasa, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana, konsep pemujaan kepada kegelapan dalam Tilem berkaitan erat dengan ajaran Jnyana Sidantha. Dalam ajaran ini disebutkan bahwa di dalam matahari terdapat kesucian, di dalam kesucian ada Siwa, dan di dalam Siwa terdapat kegelapan yang paling pekat. Oleh karena itu, Tilem mendapatkan penghormatan tinggi dalam kepercayaan Hindu Bali.
Pemujaan di Pura Penileman
Salah satu tempat suci yang menjadi pusat pemujaan saat Tilem adalah Pura Penileman di Bangli. Di pura ini, umat Hindu memohon anugerah kepada Siwa, termasuk meminta pengidep pati atau sarining taksu. Keberadaan arca Dewa Gana, yang merupakan putra Siwa, menjadi bukti arkeologis dari tradisi panjang pemujaan di tempat ini.
Tradisi pemuliaan kegelapan ini menunjukkan bahwa dalam kebudayaan Bali, tidak hanya bulan purnama yang dimuliakan, tetapi juga bulan mati. Ini sesuai dengan ajaran dalam buku Sekarura karya IBM Dharma Palguna yang menekankan pentingnya menghormati kegelapan sebagaimana kita menghormati cahaya.
Menghayati Kegelapan dengan Kesadaran Spiritual
Dalam lontar Sundarigama, ajaran tentang penghormatan terhadap Tilem tertuang dengan jelas:
“Pada saat Tilem, wajib menghilangkan segala bentuk dosa, noda, dan kekotoran dalam diri dengan menghaturkan wangi-wangian di sanggar atau parhyangan serta di tempat tidur. Lebih baik lagi jika mempersembahkan sesayut widyadari untuk memohon anugerah keterampilan dalam melaksanakan segala aktivitas.”
Pemujaan pada Tilem dilakukan dalam suasana sunyi, melalui yoga dan meditasi. Dengan cara ini, diharapkan segala energi negatif yang melekat dalam diri dapat dilepaskan, sehingga individu dapat menjalani kehidupan dengan lebih suci dan penuh berkah.
Perayaan Tilem Kawulu menjadi momentum refleksi bagi umat Hindu untuk menyelaraskan diri dengan alam semesta. Dalam kegelapan, tersembunyi kebijaksanaan, dan melalui pemujaan ini, umat Hindu diharapkan dapat memperoleh kejernihan batin serta keterampilan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. ***
0 Reviews
ikuti kami di Google News