Ingin Mengetahui Watak Kelahiran? Cek Weton di Sini

Ilustrasi umat Hindu tengah melangsungkan pernikana / kabarportal
DENPASAR, KABARPORTAL.COM - Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, masyarakat Bali masih memegang teguh tradisi kuno yang memadukan astrologi dengan budaya sehari-hari. Bayangkan jika hari kelahiran Anda bukan hanya tanggal biasa, tapi kunci untuk membuka rahasia kepribadian dan nasib?
Itulah pesona Palintangan, sering disebut sebagai zodiak Bali, yang mengungkap karakter seseorang berdasarkan weton atau kombinasi hari kelahiran dalam kalender tradisional. Bukan sekadar ramalan, Palintangan menjadi panduan bijak bagi ribuan orang di Pulau Dewata untuk mengambil keputusan penting, mulai dari karier hingga pernikahan.
Tradisi ini telah diwariskan turun-temurun, membaur dengan keyakinan Hindu Bali yang kental. "Palintangan membantu kita memahami diri sendiri lebih dalam, sehingga hidup terasa lebih selaras dengan alam semesta," kata seorang pemangku adat di Ubud yang kami temui.
Dalam era digital ini, minat terhadap zodiak Bali semakin melonjak, terutama di kalangan muda yang mencari identitas budaya di tengah globalisasi. Jika Anda penasaran dengan weton Bali dan bagaimana ia memengaruhi sifat Anda, mari kita selami lebih dalam.
Apa Itu Palintangan? Dasar Astrologi Bali yang Unik
Palintangan berasal dari bahasa Bali yang berarti "penafsiran" atau "penjelmaan", sebuah sistem astrologi tradisional yang menganalisis nasib dan watak berdasarkan pertemuan waktu kelahiran. Intinya, ia menggabungkan dua elemen utama: Saptawara (siklus tujuh hari, mirip hari dalam seminggu) dan Pancawara (siklus lima hari: Umanis, Paing, Pon, Wage, Kliwon). Kombinasi ini menciptakan pola unik yang disebut "lintang", mirip dengan zodiak Barat tapi lebih terikat pada kalender Saka Bali.
Menurut kepercayaan, Saptawara membentuk sifat dasar seperti keberanian atau kelembutan, sementara Pancawara menambahkan nuansa nasib, seperti keberuntungan atau tantangan. Misalnya, lahir di Senin Pon bisa membuat Anda pandai bergaul tapi mudah tersinggung, berbeda dengan Senin Wage yang lebih tegas. "Ini bukan takhayul, tapi cara leluhur kita memahami harmoni kosmos," jelas seorang ahli budaya Bali. Dengan mempelajari Palintangan, banyak orang menemukan kekuatan untuk menghadapi hidup, membuatnya relevan sebagai alat self-reflection di zaman sekarang.
ikuti kami di Google News