Mengenal Apa itu Melasti, Tujuan dan Apa yang Dilakukan Saat Melasti?
KABARPORTAL.COM – Melasti merupakan rangkaian dari Catur Brata Penyepian. Yang mana pada masing-masing wilayah di Bali pelaksanaannya berbeda-beda.
Ada yang dilakukan sebelum Nyepi ada juga yang melaksanakannya setelah Nyepi. Namun pada dasarnya jika melihat dari makna Melasti merupakan pembersihan Bhuana Agung.
Saat melaksanakannya umat akan mengusung pralingga atau pratima Ida Bhatara dan segala perlengkapannya ke sumber air seperti segara atau pantai, danau dan sungai.
Kemudian melakukan persembahyangan menghadap ke laut. Bali sendiri melakukan rangkaian Nyepi dibagi menjadi beberapa wilayah yakni untuk wilayah provinsi dengan menggelar upacara tawur, kabupaten Panca Kelud, kecamatan Panca Sanak dan Panca Sata.
[the_ad id=”1335″]
Kemudian, pada tingkat desa sedangkan untuk tingkat desa menggunakan Ekasata dan tingkat keluarga menggunakan segehan Panca Warna sie tanding atau 9 tanding, segehan nasi sasah 100 tanding.
Sanggah Cucuk lalu dipasang pada pintu halaman rumah dengan menghaturkan ajuman, dandanan, tumpeng ketan sesayut, peras, banten daksina, penyeneng jangan-jangan serta perlengkapannya.
Selain itu, di sanggah cucuk juga digantungkan ketipat kelan dengan sujang arak tuak. Pada bagian bawah dihaturkan asoroh segehan agung, segehan manca warna 9 tanding dengan olahan ayam burumbun dan tetabuhan arak, berem, tuak dan air tawar.
Lalu usai melakukan pecaruan kecuali yang belum ketus gigi atau belum tanggal gigi melakukan upacara byakala prayascita dan natab sesayut pamyakala lara malaradan di halaman rumah.
[the_ad id=”1335″]
Dalam Lontar Sang Hyang Aji Swamandala disebutkan “Melasti ngarania ngiring prewatek dewata angayutaken laraning jagat, papa klesa, letuhing bhuwana”.
Artinya:
Melasti adalah meningkatkan Sraddha dan Bhakti pada para Dewata manifestasi Tuhan Yang Mahaesa untuk menghanyutkan penderitaan masyarakat, menghilangkan papa klesa dan mencegah kerusakan alam.
Pengertian tentang Melasti atau Melis setidaknya ada 5 sebagai berikut:
Ngiring prewatek dewata yakni upacara melasti sepatutnya didahului dengan pemujaan Tuhan dengan segala manifestasinya dalam perjalanan melasti.
Anganyutaken laraning jagat yang berarti menghayutkan penderitaan masyarakat. Sehingga bisa dikatakan tujuan dari upcara melasti adalah memotivasi umat secara spiritual guna menghilangkan penyakit sosial.
Papa kelesa berarti menuntun umat untuk menghilangkan kepapanannya secara individual. Sedangkan klesa juga memiliki bagian lagi yakni terbagi menjadi 5 bagian di antaranya:
Awidya : Kegelapan atau mabuk, Asmita : Egois, mementingkan diri sendiri, Raga : pengumbaran hawa nafsu, Dwesa : sifat pemarah dan pendendam, Adhiniwesa : rasa takut tanpa sebab, yang paling mengerikan rasa takut mati. Kelima hal itu disebut klesa yang harus dihilangkan agar seseorang jangan menderita.
[the_ad id=”1335″]
Letuhing Bhuwana, artinya alam yang kotor, maksudnya upacara melasti bertujuan untuk meningkatkan umat hindu agar mengembalikan kelestarian alam lingkungan atau dengan kata lain menghilangkan sifat-sifat manusia yang merusak alam lingkungan.
Ngamet sarining amerta ring telenging segara, artinya mengambil sari-sari kehidupan dari tengah lautan, ini berarti melasti mengandung muatan nilai-nilai kehidupan yang sangat universal.
Sumber lain menyebutkan bahwa melasti memiliki makna pembersihan bhuana agung yang disimbolisasikan dengan labuhan sesaji ke laut serta menyucikan arca, pratima, nyasa, pralingga sebagai wujud atau sthana Ida Sang Hyang Widi Wasa dengan segala manifestasi-Nya.
[the_ad id=”1335″]
Melasti berasal dari kata lasti yang artinya menuju air dan dalam konteks prosesi melasti, umat bisa mendatangi segara (laut), danau dan campuan (pertemuan dua buah sungai).
Sedangkan tujuan melasti seperti yang tersurat dalam lontar Sundarigama adalah ngamet sarining amertha kamandalu ring telenging segara–mengambil sari-sari kehidupan yang disebut tirtha kamandalu (air sumber kehidupan) di tengah samudera.
‘Ngiring prawatek dewata’ dalam lontar Sang Hyang Aji Swamandala itu mengandung makna bahwa ciri utama orang beragama adalah berbakti kepada Tuhan (Ida Sang Hyang Widi).
[the_ad id=”1335″]
Juga Melasti dalam sumber Lontar Sunarigama dan Sanghyang Aji Swamandala yang dirumuskan dalam bahasa Jawa Kuno menyebutkan :
Melasti ngarania ngiring prewatek dewata angayutaken laraning jagat, papa klesa, letuhing bhuwana, ngamet sarining amerta ring telenging segara. ***
0 Reviews
ikuti kami di Google News