Jenis Segehan, Doa dan Tempat Menghaturkan

ilustrasi segehan/kabarportal
Tentu sudah tidak asing lagi dengan kata segehan khususnya bagi umat Hindu. Segehan merupakan bagian dari Bhuta Yadnya yang masuk dalam tingkatan paling sederhana atau tingkatan paling kecil.Segehan dengan tingkatan yang lebih besar disebut sebagai tawur. Lalu apa yang dimaksud dengan segehan, dimana saja dihaturkan segehan itu dan apa saja doa menghaturkan segehan?
Arti Segehan
Segehan ini berasal dari suku kata sega yang bermakna nasi sehingga tak heran jika segehan ini memiliki dominasi dari berbagai bentuk nasi cacahan.Nasi cacahan yakni jenis nasi yang biasa kita makan. Selain nasi cacahan terdapat pula kepelan yakni nasi yang dikepal dan tumpeng bentuk kerucut berukuran kecil atau juga dikenal dengan dananan.[irp posts="1697" ]Segehan ini bebentuk taledan yakni daun pisang atau janur yang dibentuk berbentuk segi tiga atau segi empat dengan isian nasi lengkap dengan lauk pauknya.Lauk yang dimaksud cukuplah sederhana yakni bawang merah, jahe, garam, dan lain-lainnya.Selain itu juga digunakan api takep yakni dua buah sabut kelapa yang dibentuk menyilang yang menyerupau tanda tambah (+) atau swadtika, bukan api dupa, disertai beras dan tetabuhan air, tuak, arak serta berem.[irp posts="1758" ]Segehan juga memiliki makna suguh yang berarti dihaturkan kepada Bhutakala beserta ancangan iringan Bhatara dan Bhatari. Tujuannya agar mengganggu dan melalui segehan ini pula diharapkan bisa menetralisir hal negatif yang dihasilkan oleh pikira, perkataan serta perbuatan manusia.Lalu, segehan pula bisa dikatakan sebagai lambang harmonisasi hubungan manusia dengan semua ciptaan Tuhan.[the_ad id="1399"]Kapan Dihaturkan Segehan Itu?
Segehan dihaturkan setiap hari atau bisa juga dihari tertentu. Segehan diletakkan di bawah atau sudut natar merajan, pura pekarangan rumah dan tentunya gerbang masuk rumah bahkan di perempatan atau persimpangan jalan. Penjelasan tentang segehan ini juga disebutkan pada lontar Kala Tattva, lontar Bhamakertih.[irp posts="1772" ]Tak hanya itu, dalam Susastra Smerti (Manavadharmasastra) dikatakan bahwa setiap kepala keluarga hendaknya melaksanakan upacara Bali dan menghaturkan persembahan pada tempat terjadinya pembunuhan meliputan ulekan, pada sapu, pada kompor, pada asahan pisau, pada talenan.Jenis Segehan di Bali
1 dari 2 halaman
ikuti kami di Google News