Apa Itu Nyentana dalam Sistem Pekawinan di Bali

 Apa Itu Nyentana dalam Sistem Pekawinan di Bali

ilustrasi nganten /kabarportal

DENPASAR, KABARPORTAL.COM – Mengenal sistem pernikahan nyentana di Bali. Nyentana cukup identik dengan kabupaten Tabanan Bali.

Kata Nyentana juga dikenal dengan istilah lain seperti Nyeburin. Nyeburin atau Nyentanan merupakan sebuah istilah pernikahan di Bali.

Di mana dalam sistem nyentanan pihak perdana atau wanitalah yang akan meminang pihak lelaki atau purusa.

Baca Juga:  Cara Melaksanakan Tumpek Uye, Makna dan Doanya

Kemudian dalam sistem Nyentana juga terjadi perubahan status yakni purusa menjadi pradana.

promo pembuatan website bulan ini

 



Perubahan ini bukan secara harafiah lelaki menjadi wanita. Secara hukum adat, nyentana tidak berlaku di seluruh Bali.

Baca Juga:  Cara Terhubung dengan Ida Sang Hyang Widi Wasa yang Benar, Menurut Ajaran Hindu

Seperti Karangasem yakni salah satu kabupaten di Bali yang tidak mengenal istilah nyentana.

 

Nyentana lebih dikenal dan hingga kini masih dijalankan di wilayah atau kabupaten Badung, Gianyar, terlebih di kabupaten Tabanan.



Baca Juga:  Siwaratri, Upawasa hingga Kisah Lubdaka, Simak di Sini

Adapun beberapa syarat dari proses nyentana yakni persetujuan kedua pihak dalam hal ini keluarga dari kedua mempelai.

 

Kenapa nyentana bisa terjadi? Hal ini biasanya terjadi karena pihak perempuan atau perdana tidak memiliki keturunan atau saudara laki-laki sehingga nyentana pun dilakukan.

 

Ngalih sentana atau mencari sentana biasanya sudah diberitahukan kepada sang anak oleh orang tua mereka sejak menginjak dewasa.

Baca Juga:  Daftar Rainan Desember 2023, Dari Rainan Bhatara Sri hingga Tumpek Landep

Di Bali ada beberapa bentuk perkawaninan atau pernikahan yakni Perkawinan Biasa, Perkawinan Nyentana/Nyeburin, Perkawinan Metunggu, Perkawinan Paselang, dan Perkawinan Pada Gelahang.


Nyentana cukup identik dengan kabupaten Tabanan Bali.

Kata Nyentana juga dikenal dengan istilah lain seperti Nyeburin. Nyeburin atau Nyentanan merupakan sebuah istilah pernikahan di Bali.

Di mana dalam sistem nyentanan pihak perdana atau wanitalah yang akan meminang pihak lelaki atau purusa.

Baca Juga:  Anggarakasih Medangsia, Banten dan Makna yang Perlu Diketahui

Kemudian dalam sistem Nyentana juga terjadi perubahan status yakni purusa menjadi pradana.

 

Perubahan ini bukan secara harafiah lelaki menjadi wanita. Secara hukum adat, nyentana tidak berlaku di seluruh Bali.

Baca Juga:  Doa dan Mantra untuk Rainan Saraswati

Seperti Karangasem yakni salah satu kabupaten di Bali yang tidak mengenal istilah nyentana.

 

Nyentana lebih dikenal dan hingga kini masih dijalankan di wilayah atau kabupaten Badung, Gianyar, terlebih di kabupaten Tabanan.

Baca Juga:  Masih Gress! Klaim Sekarang Kode Redeem Aktif Honkai Star Rail Kamis, 8 Juni 2023

Adapun beberapa syarat dari proses nyentana yakni persetujuan kedua pihak dalam hal ini keluarga dari kedua mempelai.

 

Kenapa nyentana bisa terjadi? Hal ini biasanya terjadi karena pihak perempuan atau perdana tidak memiliki keturunan atau saudara laki-laki sehingga nyentana pun dilakukan.

 

Ngalih sentana atau mencari sentana biasanya sudah diberitahukan kepada sang anak oleh orang tua mereka sejak menginjak dewasa.

Baca Juga:  Selain Pura Melanting, Inilah Pura di Bali untuk Memohon Kelancaran Bisnis dan Memohon Keturunan

Di Bali ada beberapa bentuk perkawaninan atau pernikahan yakni Perkawinan Biasa, Perkawinan Nyentana/Nyeburin, Perkawinan Metunggu, Perkawinan Paselang, dan Perkawinan Pada Gelahang.


 

0 Reviews

Write a Review

ikuti kami di Google News

0 Reviews

Write a Review

Baca Juga:

error: Content is protected !!