Keajaiban Pohon Jepun: Warisan Alam Bali yang Sarat Khasiat Kesehatan

Ilustrasi Bunga Jepun (Plumeria)/ kabarportal
DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Di balik pesona Bali yang memikat, terdapat satu elemen alam yang tak hanya indah dipandang, tetapi juga menyimpan segudang manfaat bagi kesehatan. Pohon Jepun—yang dikenal juga sebagai kamboja—telah menjadi bagian tak terpisahkan dari lanskap budaya dan tradisi pengobatan di Pulau Dewata.
Bukan Sekadar Bunga Hias, Tapi Juga Penyembuh Alami
Bunga Jepun dengan aroma khasnya yang menenangkan kerap hadir dalam berbagai upacara adat Bali, mulai dari persembahyangan hingga pernikahan. Namun, lebih dari sekadar elemen estetika, setiap bagian dari pohon ini—mulai dari akar, daun, bunga, hingga getahnya—memiliki peran penting dalam praktik Usadha Bali, sistem pengobatan tradisional yang diwariskan secara turun-temurun.
Salah satu sumber tertulis kuno, Lontar Usadha Taru Pramana, menyebutkan bahwa pohon Jepun memiliki sifat panas yang mampu menyembuhkan berbagai keluhan fisik. Dalam teks lontar itu tertulis bahwa kulit batang pohon ini sering dijadikan boreh (obat oles) untuk meredakan nyeri pinggang. Caranya? Kulit pohon dihaluskan bersama pamor (kapur sirih), lalu dioleskan ke area yang sakit.
Akar Jepun: Solusi Tradisional untuk Masalah Pencernaan dan Demam
Tak hanya batangnya, akar pohon Jepun juga dikenal luas dalam dunia pengobatan herbal Bali. Berbagai keluhan seperti sakit perut, batuk, hingga demam bisa diatasi dengan ramuan akar Jepun, terkadang dipadukan dengan bahan alami lain seperti jahe atau kunyit. Akar ini juga dipercaya ampuh untuk mengatasi gangguan pencernaan dan mengurangi peradangan dalam tubuh.
Dalam praktik pijat tradisional, minyak aromaterapi dari ekstrak akar Jepun sering digunakan untuk memberikan efek relaksasi. Aroma lembutnya terbukti membantu menenangkan pikiran dan mengurangi stres.
Daun Jepun: Antiseptik Alami untuk Luka dan Gatal
Manfaat pohon Jepun tak berhenti sampai di situ. Daunnya memiliki kandungan antiinflamasi dan antiseptik yang tinggi. Tak heran jika daun ini sering diolah menjadi obat luar untuk mengatasi luka ringan, gigitan serangga, atau iritasi kulit. Dalam beberapa praktik tradisional, daun Jepun juga digunakan dalam mandi rempah tradisional untuk meremajakan kulit dan membersihkan energi negatif.
Bunga Jepun: Simbol Keseimbangan dan Ketentraman Jiwa
Bunga Jepun bukan hanya menyegarkan mata dan hidung, tetapi juga hati. Dalam ajaran Usadha Bali, bunga ini diyakini mampu menghadirkan rasa damai dan menstabilkan emosi. Keharumannya digunakan dalam ritual penyucian untuk mengembalikan keseimbangan energi tubuh.
Sebagai simbol keindahan dan keseimbangan, bunga Jepun menjadi bagian dari berbagai upacara spiritual di Bali. Kehadirannya dipercaya mampu membantu meredakan kecemasan dan mengangkat suasana hati yang murung.
Getah Jepun: Perawatan Kulit Alami dari Alam Bali
Getah pohon Jepun juga tak kalah bermanfaat. Sifat antiinflamasinya menjadikannya bahan alami yang sering digunakan untuk mengobati luka kecil dan infeksi kulit. Cukup dioleskan langsung ke bagian yang terluka, getah ini membantu mempercepat proses penyembuhan.
Warisan Pengobatan Usadha Bali: Ketika Alam Menjadi Penyembuh
Dalam konteks pengobatan tradisional Bali, pemanfaatan pohon Jepun mencerminkan kearifan lokal yang berakar kuat pada alam dan spiritualitas. Ilmu Usadha Bali mengajarkan bahwa setiap elemen alam memiliki energi penyembuh—dan pohon Jepun adalah salah satu contohnya yang paling menonjol.
Pengetahuan ini tidak hanya diwariskan secara lisan, tetapi juga melalui lontar-lontar kuno yang hingga kini masih dijadikan acuan oleh praktisi pengobatan tradisional di Bali. Dalam harmoni antara budaya, alam, dan kesehatan, pohon Jepun menjadi bukti nyata bahwa kekayaan alam Bali menyimpan lebih dari sekadar keindahan.
***