Makna dan Perayaan Tumpek Landep dalam Tradisi Hindu Bali

 Makna dan Perayaan Tumpek Landep dalam Tradisi Hindu Bali

Ilustrasi banten Tumpek Landep/ kabarportal

DENPASAR, KABARPORTAL.COM – Dalam ajaran Hindu Bali, terdapat berbagai hari suci atau rahinan yang diperingati secara berkala, seperti Purnama, Kajeng Kliwon, hingga perayaan besar seperti Galungan dan Kuningan. Salah satu rahinan penting yang memiliki makna spiritual mendalam adalah Tumpek Landep.

Tumpek Landep dirayakan setiap 210 hari sekali, bertepatan dengan pertemuan antara Saniscara (Sabtu) dan Wuku Landep dalam sistem penanggalan Bali. Perayaan ini memiliki makna filosofis yang berkaitan dengan ketajaman, baik secara fisik maupun spiritual.

Baca Juga:  Penjelasan Tentang Wewaran dan Jumlahnya

Makna Tumpek Landep: Ketajaman Senjata dan Pikiran

Tumpek Landep sering dikaitkan dengan konsep “otonan besi,” terutama bagi mereka yang memiliki benda pusaka atau berprofesi sebagai pandai besi (pande). Berdasarkan Lontar Sundarigama, Tumpek Landep merupakan hari pemujaan kepada Bhatara Siwa dan Sang Hyang Pasupati, dewa yang diyakini memberikan kekuatan serta ketajaman kepada senjata dan alat-alat logam.

promo pembuatan website bulan ini

Dalam teks Lontar Sundarigama disebutkan:

Kunang ring Wara Landep, Saniscara Kliwon, Pujawali Bhatara Siwa, mwah yoganira Sang Hyang Pasupati.



Artinya, pada Saniscara Kliwon Wuku Landep, umat Hindu melaksanakan pemujaan kepada Bhatara Siwa dan Sang Hyang Pasupati sebagai bentuk penghormatan terhadap kekuatan dan ketajaman.

Baca Juga:  Daftar Purnama Tilem Sepanjang Bulan September 2023

Persembahan dalam Upacara Tumpek Landep

Seperti halnya upacara keagamaan lainnya, Tumpek Landep juga memiliki sarana persembahan atau banten yang digunakan dalam ritualnya. Jenis banten yang dipersembahkan dapat disesuaikan dengan konsep desa, kala, patra, atau kondisi dan kemampuan masing-masing umat. Namun, dalam Lontar Sundarigama disebutkan beberapa jenis banten yang umum digunakan dalam upacara ini, di antaranya:

  • Sesayut Jayeng Prang
  • Sesayut Kusuma Yudha
  • Suci
  • Daksina
  • Peras
  • Canang Wangi-wangi
Baca Juga:  Buda Cemeng Ukir, Larangan Melakukan Pembayaran dan Siapa yang Dipuja?

Banten ini dipersembahkan sebagai wujud penghormatan terhadap Sang Hyang Pasupati serta sebagai simbol ketajaman senjata yang membawa kemenangan. Namun, makna Tumpek Landep tidak hanya terbatas pada pemujaan senjata, melainkan juga sebagai simbol ketajaman pikiran manusia.

Relevansi Tumpek Landep dalam Kehidupan

Selain untuk menghormati senjata dan alat-alat logam, Tumpek Landep juga memiliki dimensi spiritual yang lebih dalam. Perayaan ini mengajarkan pentingnya menajamkan pikiran agar dapat berpikir jernih, bijaksana, dan mengendalikan diri. Dalam Lontar Sundarigama dijelaskan:



Kalingania ring wwang, denia pasupati, landepping idep, samangkana talaksanakna kang japa mantra wisesa pasupati.

Makna dari kutipan ini adalah bahwa manusia harus menyucikan pikirannya agar lebih tajam dalam memahami kehidupan, sebagaimana senjata yang diasah untuk mempertajam ketajamannya. Dengan demikian, Tumpek Landep juga menjadi refleksi bagi setiap individu untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kebijaksanaan dalam bertindak.

Baca Juga:  Melakukan Oborsi? Wajib Melakukan Ngelungah dan Dosanya Tak Termaafkan

Kesimpulan

 

Tumpek Landep bukan sekadar perayaan untuk benda-benda berbahan logam, tetapi juga menjadi pengingat bagi umat Hindu untuk selalu mempertajam kecerdasan dan spiritualitas dalam menjalani kehidupan. Melalui perayaan ini, diharapkan setiap individu dapat menjaga keseimbangan antara aspek material dan spiritual sehingga mampu menghadapi tantangan hidup dengan kebijaksanaan dan keteguhan hati.***

0 Reviews

Write a Review

ikuti kami di Google News

0 Reviews

Write a Review

Baca Juga:

error: Content is protected !!