Mebayuh Sapuh Leger hingga Tak Boleh Keluar Rumah, Inilah Penjelasan Tentang Tumpek Kandang

 Mebayuh Sapuh Leger hingga Tak Boleh Keluar Rumah, Inilah Penjelasan Tentang Tumpek Kandang

Pementasan Wayang Kulit Bali/ Foto: surgabudaya/ Kabarportal

Tumpek Wayang merupakan rainan yang datang berdasarkan pertemuan antara Triwara Kajeng, Pancawara Kliwon dan Wuku Wayang.

Saat Tumpek Wayang, Umat Hindu melaksanakan persembayangakan yang ditujukan kepada Sang Hyang Iswara.

Bagi mereka yang lahir tepat pada Tumpek Wayang diwajibkan untuk mebayuh Sapuh Leger.

Di mana Sapuh Leger ini merupakan upcara yang bertujuan untuk menetralisit kekuatan negatif di dalam diri khususnya mereka yang lahir tepat pada Tumpek Wayang.

Baca Juga:  Bisa Mengotori Duni, Ini Penjelasan Tentang Anak Kecil yang Meniggal Langsung di Bawa ke Kuburan Menurut Hindu

promo pembuatan website bulan ini

Dalam Lontar Kala Tattwa disebutkan bahwa anak yang lahir pada Saniscara Wuku Wayang, akan menjadi tetadahan Bhuta Kala.



[the_ad id=”1399″]

Sehingga tetua dahulu melarang anak-anak mereka untuk keluar rumah saa penyalukan hingga hari Tumpek Wayang.

Baca Juga:  World Wellness Weekend ke-8 Berlangsung Dibeberapa Tempat di Bali, Libatkan 8 Ribu Lokasi di 160 Negara

Ini juga erat kaitannya dengan cerita Rare Kumara yang hendak dimakan oleh Bhatara Kala, ini tertuang pada Lontar Sapu Leger.

[the_ad id=”1399″]



Dalam lontar itu disebutkan jika Dewa Siwa memeberikan ijin kepada Dewa Kala guna memakan anak-anak yang lahir pada Wuku Wayang.

Lalu anak-anak yang lahir pada Tumpek Wayang harus membersihkan diri dengan cara melukat dan mebayuh Sapuh Leger.

[the_ad id=”1399″]

Baca Juga:  Mengenal Sad Ripu dan Cara Menghilangkannya dalam Konsep Hindu Bali

Apa Itu Sapuh Leger

Dijelaskan bahwa Sapur Leger memiliki makna pembersihan dan Leger mengandung arti habis. Dengan demikian Sapuh Leger memiliki arti sebagai pembersihan diri dari hal negatif.

Baca Juga:  Klaim Gift Spesial Kode Redeem ML Jumat, 9 Juni 2023 Sekarang

Namun perlu juga diketahui bahwa yang melakukan bayuh sapuh leger ini hanya mereka yang memang lahir pada Saniscara Kliwon.

Upacara Sapuh Leger

Upacara Sapuh Leger berfokus pada proses pemujaan kepada Dewa Iswara serta Dewa Siwa. Dalam hal ini Dewa Iswara dan juga Dewa Siwa mengutus Sanghyang Samirana turun ke dunia untuk menjadi dalang dalam pementasan Wayang Sapuh Leger.

[the_ad id=”1399″]

Masih dari laman Dinas Kebudayaan Buleleng disebutkan bahwa sebelum Tumpek Wayang ada sebuah tradisi yang dilaksanakan yakni pada Sukra Wuku Wayang.

Baca Juga:  Obat Herbal Atasi Kencing Batu, Gunakan Bahan Tradisional Ini

Pada hari tersebut dikenal sebagai Ala Paksa atau Pemagpag Palla, dianggap sebagai hari paling angker atau cemer atau kotor lantaran kekuatan negatif turun dan hadir ke kehidupan manusia.

[the_ad id=”1399″]

Baca Juga:  4 Tirta Sakti di Pura Pemuteran, Bisa untuk Nunas Keturunan

Tumpek Wayang merupakan pujawali dari Sang Hyang Iswara. Ketika Pujawali Sang Hyang Iswara, umat Hindu juga melangsungkan upacara yang behubungan dengan perlengkapan kesenian. ***

ikuti kami di Google News

0 Reviews

Write a Review

ikuti kami di Google News

0 Reviews

Write a Review

Baca Juga:

error: Content is protected !!