swipe up
[modern_search_box]

Memahami Makna dan Penggunaan Astungkara, Svaha, dan Tathastu dalam Tradisi Hindu Bali

 Memahami Makna dan Penggunaan Astungkara, Svaha, dan Tathastu dalam Tradisi Hindu Bali

Jangan sampai keliru dalam menjawab salam Om Swastyastu

DENPASAR, BALIKONTEN.COM - Tiga ungkapan religi, yaitu ‘Astungkara’, ‘Svaha’, dan ‘Tathastu’, kerap terdengar dalam kehidupan masyarakat Hindu Bali. Baik dalam percakapan sehari-hari maupun saat doa, kata-kata ini sering diucapkan sebagai bagian dari ekspresi spiritual. Namun, tidak semua orang memahami arti mendalam di balik kata-kata tersebut maupun kapan waktu yang tepat untuk menggunakannya.Secara etimologis, ‘Astungkara’ berasal dari dua kata ‘Astu’ dan ‘Kara’, dengan sisipan ‘ng’ di antaranya. ‘Astu’ berarti “semoga terjadi,” sedangkan ‘Kara’ merujuk pada penyebab atau kekuatan Tuhan. Dengan demikian, ‘Astungkara’ memiliki makna “semoga terjadi atas kehendak-Nya.”Sementara itu, ‘Svaha’ memiliki arti “semoga diberkati” dan biasanya diucapkan di akhir mantra, seperti halnya kata ‘Om’ yang diucapkan di awal mantra. Adapun ‘Tathastu’ berasal dari ‘Tat’ dan ‘Astu’. Kata ‘Tat’ merujuk pada doa atau permohonan, sedangkan ‘Astu’ berarti “semoga terjadi.” Dengan demikian, ‘Tathastu’ bermakna “terjadilah seperti itu.”[irp]

Waktu dan Konteks Penggunaan

Ketiga kata ini biasanya diucapkan dalam konteks menyampaikan harapan, doa, atau keinginan yang ditujukan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Pengucapannya mencerminkan etika dan religiositas seseorang. Namun, lebih dari sekadar formalitas, ungkapan ini sebaiknya disertai dengan ketulusan hati.Ucapan yang tulus dan bijaksana mampu menyampaikan pesan dengan baik, bahkan jika isinya tajam. Sebaliknya, ucapan yang tidak matang dapat menciptakan ketidaknyamanan bagi pendengar. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan dampak dari setiap kata yang diucapkan. Pikiran yang jernih dan hati yang tulus menjadi dasar dari komunikasi yang efektif.[irp]

Harmoni antara Bahasa dan Isi

Bahasa adalah medium utama dalam menyampaikan pikiran, sementara isi adalah inti dari komunikasi. Keduanya saling melengkapi. Sebuah pesan yang baik akan kehilangan maknanya jika disampaikan dengan bahasa yang buruk, begitu pula sebaliknya. Bahasa yang tepat tidak hanya menunjukkan tingkat pendidikan dan kemampuan berpikir pengucapnya, tetapi juga mencerminkan kepribadian dan nilai-nilai sosialnya.

Pentingnya Berhati-hati dalam Ucapan

1 dari 2 halaman

ikuti kami di Google News

Tim Kabarportal

Baca Juga: