Tumpek Landep dalam Hindu Bali: Menghormati Kecerdasan dan Kreativitas

ilustrasi banten hindu/ canvakabarportal/
DENPASAR, KABARPORTAL.COM - Hari Raya Tumpek Landep, sebuah perayaan sakral dalam budaya Bali, menjadi momen istimewa bagi umat Hindu untuk mensyukuri anugerah kecerdasan dan ketajaman pikiran.
Berbeda dengan Hari Raya Saraswati yang merayakan ilmu pengetahuan melalui penghormatan terhadap buku, lontar, dan sumber sastra lainnya, Tumpek Landep mengarahkan syukur kepada Ida Bhatara Sang Hyang Pasupati, manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa, atas karunia pikiran cemerlang yang mendorong kreativitas manusia.
Dari pikiran yang tajam ini, lahir inovasi dan karya yang mempermudah kehidupan sehari-hari, membawa manusia lebih dekat pada kebahagiaan.
Kapan Tumpek Landep Dirayakan?
Tumpek Landep diperingati setiap hari Sabtu (Saniscara) Kliwon pada wuku Landep dalam kalender Bali, yang jatuh setiap 210 hari sekali. Istilah “Tumpek” sendiri berasal dari kata “metu” (bertemu) dan “mpek” (akhir), merujuk pada pertemuan antara Panca Wara yang diakhiri oleh Kliwon dan Sapta Wara yang diakhiri oleh Saniscara. Sementara itu, “Landep” berarti tajam atau runcing, sehingga perayaan ini juga identik dengan penghormatan terhadap pusaka benda tajam, seperti keris, yang melambangkan ketajaman.
Evolusi Makna di Era Modern
Seiring perkembangan zaman, Tumpek Landep tak lagi hanya tentang menghormati pusaka atau senjata tradisional. Kini, perayaan ini juga mencakup benda-benda modern yang mendukung kehidupan manusia, seperti motor, mobil, sepeda, komputer, laptop, hingga mesin industri. Benda-benda ini diupacarai sebagai wujud rasa syukur atas teknologi dan inovasi yang mempermudah aktivitas sehari-hari. Filosofi ini mencerminkan kearifan masyarakat Bali dalam memadukan tradisi dengan kemajuan zaman, menjadikan Tumpek Landep relevan di era digital.
Pikiran: Senjata Utama Manusia
Bagi umat Hindu di Bali, pikiran adalah senjata paling utama. Pikiran mengendalikan segala tindakan, baik yang membawa kebaikan maupun sebaliknya. Oleh karena itu, Tumpek Landep menjadi pengingat untuk terus menajamkan pikiran melalui kecerdasan, sekaligus mengendalikannya dengan nilai-nilai agama dan budaya. Dengan pikiran yang jernih dan terarah, manusia mampu menciptakan karya yang bermanfaat, memperkaya kehidupan, dan menjaga harmoni dengan alam serta sesama.
ikuti kami di Google News



