Mengenal Leak, Linggih Ing Aksara, Manusia Bisa Menjadi Apapun

 Mengenal Leak, Linggih Ing Aksara, Manusia Bisa Menjadi Apapun

Foto/Wikimedia/kabarportal

 

 

KABARPORTAL.COM – Berikut adalah penjelasan tentang leak Bali yang belakangan viral di Bali.

 

promo pembuatan website bulan ini

Leak diidentikkan dengan ilmu hitam yang bisa menyakiti seseorang. Selain itu, tersirat bahwa orang yang mempelajari ilmu pengleakan bisa merubah dirinya menjadi apapun yang dia mau.



 

Lantas, apa sebenarnya leak? Apakah benar leak itu jahat?

Baca Juga:  5 Rekomendasi Hotel Murah Dekat Pantai Kuta dan Seminyak

 

Berikut ini adalah penjelasan tentang leak oleh Komang Indra Irawan atau yang dikenal dengan Komang Gases dalam sebuah wawancara.



 

Menurut Komang Gases, Leak merupakan sebuah keyakinan layaknya umat percaya terhadap keberadaan Tuhan.

 

Selama ini, sebagian besar mungkin tahu leak dari sebatas kabar, cerita atau dari informasi lainnya.

 

Ajaran leak itu, menurut Komang Gases merupakan sebuah ajaran ada dan tiada.

 

“Dalam konsep Anumana Premana, leak itu ada tapi tiada,” tuturnya.

Baca Juga:  Daftar Rainan Desember 2023, Dari Rainan Bhatara Sri hingga Tumpek Landep

 

Leak, lanjut Komang Gases, Linggih Ing Aksara yang disebut sebagai 10 bayu.

 

“Ilmu pangliakan itu merupaka ilmu srimbit atau pingit. Tidak mudah untuk direkam begitu saja,” lanjutnya.

 

Dalam menjalankan ilmu pangliakan, mereka yang mendalaminya wajib mengikuti aturan main yang ada.

 

“Dalam lontar Aji Pengiwa tertuang sangat jelas tentang aturan itu,” ucap Komang.

Baca Juga:  Tilem, Baik untuk Melukat, Memiliki Kekuatan sama dengan Purnama Kapat

 

Sehingga, bagi siapapun yang menekuni ajaran tersebut, sangat pantang untuk mengakui sebab 7 keturunannya akan habis.

 

Terkait orang yang bisa merubah diri menjadi papun yang dia mau, Komang Gases membenarkan hal tersebut.

 

“Namun perlu disimak jika hal itu juga ada aturan tertentu yang jika tidak sesuai maka akan sulit untuk bisa,” jelasnya.

 

Di sisi lain, menurut Ida bagus Bhaskara dari Grya, Gunung Kawi, Tampaksiring yang juga menjelaskan tentang liak.

 

Leak itu fakta karena adanya bukti tentang leak itu baik dalam lontar Aji Pangleakan ataupun sastra lainnya.

Baca Juga:  Hari Raya Kuningan Tidak Boleh Sembahyang Lewat Jam 12 Siang?

 

Liak itu juga diidentikkan dengan wanita tentu harus merujuk pada ajaran aslinya.

 

Liak merupakan sebuah ajaran kuno Bali yakni ajaran tantraisme.

Faktanya, wanita lebih cepat dalam mempelajari Liak.

 

Mereka yang mempelajari ilmu pangliakan akan memuja Tuhan dalam wujud Bhatari Durga.

 

Dalam lontar Aji Pangleakan Kanda Empat tertuang siapapun boleh mempelajari ilmu pangliakan dengan syarat, jika seorang pria yang mempelajari ilmu ini maka wajib hukumnya untuk merubah sang catur sanak kanda empat itu menjadi sosok wanita.

 

“Sedangkan wanita tidak perlu merubahnya. Inilah jawabannya kenapa wanita lebih mudah mempelajari ilmu pangliakan,” ucapnya.

 

Pangliakan itu bukanlah sebuah ilmu jahat sebagaimana diketahui oleh masyarakat selama ini.

Baca Juga:  3 Banten untuk Melaksanakan Tumpek Uye (Tumpek Kandang)

 

“Ilmu tergantung pada siapa yang mempelajarinya,” jelasnya.

 

Ilmu pangliakan itu sejatinya untuk diri sendiri yakni mencapai jiwan mukta atau kebebasan semasa hidup atau pun parama moksa.

 

“Tapi ketika orang tersebut memiliki karakter jahat, di sinilah ilmu aji pangliakan yang maha dahsyat ini menjadi aji ugig dan bisa digunakan untuk menyakiti orang,” paparnya.

 

Terkati orang yang belajar aji pangliakan bisa merubah wujud, dia pun membenarkan hal itersebut.

Baca Juga:  Siapa yang Dipuja saat Melaksanakan Tumpek Krulut dan Kapan Dilaksanakan ?

 

“Pada titik tertentu dalam belajar ilmu pangliakan, akan ada metode yang namanya nadi, di mana orang tersebut akan bisa merubah wujudnya,” tuturnya.

 

Dan inilah, lanjutnya, yang membedakan ilmu pangliakan dengan ilmu lainnya.

 

“Ilmu pangliakan ini selalu melibatkan ngereh, nadi, nyuti rupa,” terangnya.

 

Prubahan yang terjadi ini mengacu pada perubahan  badan halus. Dan perubahan ini tidak saja bentuk wujudnya melainkan juga termasuk dari sisi suara hingga lainnya.

Baca Juga:  Menelisik Bangunan Rumah Umat Hindu di Bali dari Sisi Sanggah Pamerajan

 

Dalam ilmu Aji Pengiwa, lanjutnya, sudah dijelaskan pantangan yang mempelajari ilmu tersebut, tidak boleh menyakiti apalagi membunuh atau yang disebut dengan darmaning pengiwa pangliakan.

 

Pun dalam mempelajari ilmu pangliakan harus ada guru yang menuntuk dan tidak boleh belajar sendiri.

 

“Sebab karena semua berdasarkan sastra dan tentunya tidak menyimpang dari ajaran utama,” ucapnya. ***

ikuti kami di Google News

Baca Juga:

error: Content is protected !!