Mengenal Tradisi Ngerebong di Desa Kesiman Denpasar
[the_ad id=”1399″]
KABARPORTAL.COM – Mengenal tradisi Ngerebong yang ada di Desa Kesiman.
Desa Kesiman Denpasar memiliki tradisi Ngerebong yang dilaksanakan sekitar satu minggu setelah Kuningan.
Ngerebong merupakan tradisi yang bisa ditemui di Desa Kesiman, Denpasar.
[the_ad id=”1399″]
Tradisi ini berlangsung ketika Redite Pon Wuku Medangsia bertempat di Pura Agung Petilan, Kesiman Denpasar.
Dirangkum dari beragam sumber, Ngerebong berarti berkumpul. Ketika dilaksanakannya Ngerebong diyakini para dewa tengah berkumpul.
Kemudian, Ngerebong merupakan upacara yang masuk dalam Bhuta Yadnya atau pecaruan.
Disebutkan pula bahwa Ngerebong adalah tradisi yang cukup unik, di mana tidak menggunakan sarana upakara atau persembahan sebagaimana upakara Hindu pada umumnya.
Pun, Ngerebong bukan pula sebuah piodalan. Ngerebong juga dikaitkan dengan kejayaan pemimpin (raja) Desa Kesiman tahun 1860-an.
Proses Ngerebong diawali dengan Nuwur dan Nyajan. Tradisi ini juga sangat ditunggu-tunggu wisatawan.
Usai melaksanakan Nuwur dan Nyajan, pengusung rangda dan mangku pepatihan akan mengalami kerasukan dan ngurek.
Selanjutnya akan keluar dari Kori Agung dan mengelilingi wantilan dengan cara prasawia sebanayk 3 kali.
Usai prasawia semua akan kembali ke Gedong Agung dan melaksanakan Pengeluwuran serta mereka yang sebelumnya mengalami kerasukan akan sadar kembali.
Mengelilingi dengan cara prasawia itu adalah para pelawatan Barong Rangda dan pepatihnya bergerak dari timur ke utara, ke barat, ke selatan dan kembali ke timur. Terus demikian sampai tiga putaran.
Usai itu dilanjutkan dengan Maider Bhuwana Bhatara-Bhatari dan Prasanak Pengerob.
Yakni seluruh warga akan mengelilingi watilan sebanyak 3 kali. Dalam melaksanakan tradisi Ngerebong juga dilaksanakan prosesi tabuh rah. ***
ikuti kami di Google News
0 Reviews
ikuti kami di Google News