PHDI Serukan Perdamaian Dunia dari Gedung Nusantara IV DPR RI

 PHDI Serukan Perdamaian Dunia dari Gedung Nusantara IV DPR RI

PHDI Serukan Perdamaian Dunia dari Gedung Nusantara IV DPR RI/ kabarportal

JAKARTA, KABARPORTAL.COM – Bertepatan dengan momentum suci Banyu Pinaruh, Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat turut berpartisipasi dalam perayaan World Interfaith Harmony Week & International Day for Human Fraternity yang digelar di Gedung Nusantara IV DPR RI.

Acara ini merupakan bagian dari implementasi dua resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang setiap tahun dirayakan oleh negara-negara di seluruh dunia. Di Indonesia, perhelatan ini diinisiasi oleh Inter Religious Council of Indonesia (IRC Indonesia), organisasi lintas iman yang turut didirikan oleh PHDI.

Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Sultan Bachtiar Najamudin, turut hadir dalam acara yang berlangsung khidmat sekaligus semarak ini. Dengan menampilkan kekayaan budaya dan keragaman agama di Indonesia, perayaan tersebut menjadi ajang refleksi nilai-nilai persatuan dan perdamaian.

Baca Juga:  Menyaksikan Sunset dari The Moonlight, Swarga Bali Berawa

Ketua Kehormatan IRC Indonesia, Prof. Dr. Din Syamsuddin, membuka acara dengan sambutan, sebelum akhirnya mengundang para pemimpin majelis agama untuk menyampaikan pesan perdamaian.

promo pembuatan website bulan ini

Sebagai perwakilan umat Hindu, Sekretaris Umum PHDI Pusat, I Ketut Budiasa, menyampaikan pandangannya tentang esensi agama dalam membangun keharmonisan global. “Mari kita geser paradigma keagamaan dari organized religion menuju jalan pencerahan spiritual. Karena di tingkat spiritual, perbedaan tidak lagi menjadi sekat, tetapi justru menjadi jalan bagi setiap individu untuk mencapai kesadaran yang lebih tinggi,” ujar Budiasa.



Dalam pidatonya, Budiasa mengutip sloka dari kitab suci Bhagawadgita, menegaskan bahwa setiap jalan yang ditempuh manusia menuju Tuhan akan diterima dengan kasih yang sama. “Ye yathā māṁ prapadyante tāṁs tathaiva bhajāmy aham mama vartmānuvartante manuṣyāḥ pārtha sarvaśaḥ”. Artinya, sebagaimana manusia mendekati Aku, dengan cara yang sama Aku menerima mereka. Semua jalan adalah jalan menuju Aku.”

 

Lebih lanjut, ia juga menekankan bahwa Tuhan adalah kesadaran, sebagaimana salah satu Mahavakya Weda berbunyi, “Prajnanam Brahman” – Tuhan adalah kesadaran. “Sifat Tuhan yang kita temui bergantung pada tingkat kesadaran kita. Jika seseorang pemarah, maka ia akan melihat Tuhan dalam wujud yang penuh amarah. Sebaliknya, jika seseorang penuh kasih, maka Tuhan yang ia temui adalah Tuhan yang Maha Welas Asih. Oleh karena itu, agama harus menjadi sarana peningkatan kesadaran agar kita menemukan Tuhan dalam sifat-Nya yang paling indah dan toleran,” ungkap Budiasa.

Sebagai penutup, ia menyerukan ajakan untuk menebarkan perdamaian mulai dari diri sendiri. “Mari ciptakan kedamaian dalam diri, perindah jiwa kita, dan pancarkan keindahan itu ke dunia. Saat ini, dunia membutuhkan energi terbaik dari semua agama lebih dari sebelumnya. Mari kita berkontribusi dan menyumbangkan kedamaian!” serunya penuh semangat.



Acara ini dihadiri oleh sekitar 500 peserta dari berbagai kalangan, termasuk perwakilan organisasi keagamaan Hindu nasional serta 15 kader muda Hindu yang turut berpartisipasi dalam paduan suara lintas agama. Bersama puluhan umat lainnya, mereka melantunkan Gayatri Mantram serta lagu-lagu rohani dari berbagai tradisi keagamaan, menciptakan harmoni dalam keberagaman.

0 Reviews

Write a Review

ikuti kami di Google News

0 Reviews

Write a Review

Baca Juga:

error: Content is protected !!