PERHATIKAN! Posisi Cakup Tangan saat Sembahyang, Beda Posisi Beda Tujuan
Daftar Isi
Sastra Kuno menyebutkan jika Muspa dibagi menjadi 3 Bagian.
KABARPORTAL.COM – Berikut adalah posisi tangan saat sembahyang dan tujuannya ketika melakukan persebahyangan (muspa).
Nyatanya posisi cakup tangan saat muspa memiliki tujuan bahkan mantra yang berbeda. Dalam artikel ini akan dirangkum dari beragam sumber tentang posisi cakup tangan ketika muspa.
Sastra kuno menyebutkan bahwa muspa terdiri dari 3 bagian yakni:
[the_ad id=”1399″]
- Muspa dipuput oleh sulinggih,
- Muspa dipuput oleh pemangku,
- Muspa dilaksanakan secara mandiri.
Posisi cakup tanganketika muspa juga memiliki tujuan yang berbeda.
Cakup Tangan Posisi Di Atas Dahi
Cakupan tangan yang berada di atas dahi hingga ujung jari tepat berada di atas ubun-ubun ditujukan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Cakup Tangan Posisi Di Dahi (Antara Kening)
Posisi cakupan tangan berada di antara kening ditujukan kepada Dewa Surya Iswara.
[the_ad id=”1399″]
Cakup Tangan Posisi Sejajar dengan Hidung
Cakupan tangan yang posisinya sejajar dengan hidung ditujukan kepada Sang Pitara atau leluhur. Posisinya adalah ujung jari berada tepat sejajar dengan ujung jari.
Cakup Tangan Posisi Di Depan Hulu Hati (Dada)
Cakupan tangan dengan posisi tangan berda di depan hulu hati (dada) dengan posisi ujung jari mengarah ke atas ditujukan saat muspa untuk layon atau mayat yang akan dikubur atau diaben.
[the_ad id=”1399″]
Cakup Tangan Posisi Ujung Jari Mengarah ke Bawah
Cakupan tangan yang ujung jari merangaha ke bawah ini ditujukan untuk ikatan harmonisasi antara manusia dengan Bhuta Yadnya.
Dengan posisi cakupan tangan berada di hulu hati dan ujung jari mengarah ke bawah.
Yang perlu juga diperhatikan ketika muspa adalah posisi tangan agar tidak menutupi ubun-ubun.
Di mana ubun-ubun dalam kepercayaan Hindu adalah pintu komunikasi Atman dengan Tuhan lewat sinar suci.
[the_ad id=”1399″]
Tak hanya itu, posisi destar atau udeng harusnya tidak menutupi bagian atas kepala.
Posisi Melakukan Persebahyangan
Saat akan melakukan persembahyangan hendaknya memperhatikan beberapa hal yang wajib.
Nyalakan dupa dan siapkan bunga untuk melakukan persembahyangan.
[the_ad id=”1399″]
Pastikan dalam posisi duduk senyaman mungkin di mana untuk pria posisi kaki bersila sedangkan wanita matimpuh.
Kemudian tenangkan pikiran disertai dengan pusatkan pikiran pada satu titik sembari mengucapkan mantra beriktu:
“Om prasadasthiti sarira, siwa suci nirmala ya namah”.
Arti mantra: Oh Hyang Widhi, hamba memujamu dalam wujud Siwa Suci tak bernoda, hamba duduk tenang dan telah melepaskan pikiran keduniawian.
[the_ad id=”1399″]
Setelah itu dilanjutkan dengan menyucikan dupa yang sebelumnya sudah dinyalakan dan ucapkan mantra berikut:
“Om am dipastraya namah swaha”
Arti mantra: Om Hyang Widhi yang berwujud Brahma, hamba memohon ketajaman sinarmu, menyaksikan dan mensucikan sembah hamba.
Dengan posisitangan memegang dupa tepat di depan uluhati atau setinggi ulu hati.
[the_ad id=”1399″]
Barulah menyucikan bunga atau kwangen dengan mantra berikut ini:
“Om puspa dantaya namah swaha”
Setelah selesai barulah ke langkah selanjutnya yakni melakukan muspa Panca Kramaning Sembah.
ikuti kami di Google News
0 Reviews
ikuti kami di Google News