PERHATIKAN! Posisi Cakup Tangan saat Sembahyang, Beda Posisi Beda Tujuan

 PERHATIKAN! Posisi Cakup Tangan saat Sembahyang, Beda Posisi Beda Tujuan

ilustrasi by image by Raw_Image6

 

 

Sastra Kuno menyebutkan jika Muspa dibagi menjadi 3 Bagian.

 

KABARPORTAL.COM – Berikut adalah posisi tangan saat sembahyang dan tujuannya ketika melakukan persebahyangan (muspa).

promo pembuatan website bulan ini

 



Nyatanya posisi cakup tangan saat muspa memiliki tujuan bahkan mantra yang berbeda. Dalam artikel ini akan dirangkum dari beragam sumber tentang posisi cakup tangan ketika muspa.

 

Sastra kuno menyebutkan bahwa muspa terdiri dari 3 bagian yakni:

Baca Juga:  Anggarakasih Medangsia, Banten dan Makna yang Perlu Diketahui

[the_ad id=”1399″]



  • Muspa dipuput oleh sulinggih,
  • Muspa dipuput oleh pemangku,
  • Muspa dilaksanakan secara mandiri.

 

Posisi cakup tanganketika muspa juga memiliki tujuan yang berbeda.

posisi cakup tangan saat melakukan persemabhyangan_image by Raw_Image6
posisi cakup tangan saat melakukan persemabhyangan_image by Raw_Image6

Cakup Tangan Posisi Di Atas Dahi

 

Cakupan tangan yang berada di atas dahi hingga ujung jari tepat berada di atas ubun-ubun ditujukan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

 

Cakup Tangan Posisi Di Dahi (Antara Kening)

Posisi cakupan tangan berada di antara kening ditujukan kepada Dewa Surya Iswara.

Baca Juga:  Buda Cemeng Ukir Menurut Lontar, Baten dan Hal yang Perlu Dilakukan

[the_ad id=”1399″]

Cakup Tangan Posisi Sejajar dengan Hidung

Cakupan tangan yang posisinya sejajar dengan hidung ditujukan kepada Sang Pitara atau leluhur. Posisinya adalah ujung jari berada tepat sejajar dengan ujung jari.

 

Cakup Tangan Posisi Di Depan Hulu Hati (Dada)

Cakupan tangan dengan posisi tangan berda di depan hulu hati (dada) dengan posisi ujung jari mengarah ke atas ditujukan saat muspa untuk layon atau mayat yang akan dikubur atau diaben.

Baca Juga:  Apa Itu Tumpek Kandang, Banten dan Doa untuk Melaksanakan Tumpek Uye

[the_ad id=”1399″]

Cakup Tangan Posisi Ujung Jari Mengarah ke Bawah

Cakupan tangan yang ujung jari merangaha ke bawah ini ditujukan untuk ikatan harmonisasi antara manusia dengan Bhuta Yadnya.

 

Dengan posisi cakupan tangan berada di hulu hati dan ujung jari mengarah ke bawah.

posisi cakup tangan saat melakukan persemabhyangan_image by Raw_Image6
posisi cakup tangan saat melakukan persemabhyangan_image by Raw_Image6

Yang perlu juga diperhatikan ketika muspa adalah posisi tangan agar tidak menutupi ubun-ubun.

 

Di mana ubun-ubun dalam kepercayaan Hindu adalah pintu komunikasi Atman dengan Tuhan lewat sinar suci.

Baca Juga:  Lengkap! Ini Daftar Purnama dan Tilem Sepanjang Tahun 2024

[the_ad id=”1399″]

Tak hanya itu, posisi destar atau udeng harusnya tidak menutupi bagian atas kepala.

 

Posisi Melakukan Persebahyangan

Saat akan melakukan persembahyangan hendaknya memperhatikan beberapa hal yang wajib.

Nyalakan dupa dan siapkan bunga untuk melakukan persembahyangan.

Baca Juga:  4 Tirta Sakti di Pura Pemuteran, Bisa untuk Nunas Keturunan

[the_ad id=”1399″]

Pastikan dalam posisi duduk senyaman mungkin di mana untuk pria posisi kaki bersila sedangkan wanita matimpuh.

 

Kemudian tenangkan pikiran disertai dengan pusatkan pikiran pada satu titik sembari mengucapkan mantra beriktu:

 

“Om prasadasthiti sarira, siwa suci nirmala ya namah”.

 

Arti mantra: Oh Hyang Widhi, hamba memujamu dalam wujud Siwa Suci tak bernoda, hamba duduk tenang dan telah melepaskan pikiran keduniawian.

Baca Juga:  Penjelasan Tentang Wewaran dan Jumlahnya

[the_ad id=”1399″]

Setelah itu dilanjutkan dengan menyucikan dupa yang sebelumnya sudah dinyalakan dan ucapkan mantra berikut:

 

“Om am dipastraya namah swaha”

 

Arti mantra: Om Hyang Widhi yang berwujud Brahma, hamba memohon ketajaman sinarmu, menyaksikan dan mensucikan sembah hamba.

 

Dengan posisitangan memegang dupa tepat di depan uluhati atau setinggi ulu hati.

Baca Juga:  Apa Itu Tugu Karang di Rumah Hindu Bali

[the_ad id=”1399″]

Barulah menyucikan bunga atau kwangen dengan mantra berikut ini:

 

“Om puspa dantaya namah swaha”

 

Setelah selesai barulah ke langkah selanjutnya yakni melakukan muspa Panca Kramaning Sembah.

 


 

ikuti kami di Google News

0 Reviews

Write a Review

ikuti kami di Google News

0 Reviews

Write a Review

Baca Juga:

error: Content is protected !!