Rangkaian Nyepi di Bali yang Wajib Diketahui

 Rangkaian Nyepi di Bali yang Wajib Diketahui

Setiap Sasih awal Kedasa dibulan Maret, Bali akan melangsungkan Nyepi. Tahun ini, Bali melaksanakan Nyepi tahun saka 1945.

Terdapat rangkaian yang dilaksanakan sebelum dan saat Nyepi berlangsung.

Nyepi dilaksanakan setiap 1 tahun sekali sebagai ciri atau tanda pergantian tahun.

Baca Juga:  UNIK, Berikut 5 Fakta Unik dan Istimewa dari Pelaksanaan Nyepi

Setidaknya ada 3 rangkaian Nyepi yakni Melasti, Tawur/ Pecaruan, Brata Penyepian.

Upacara Melasti

promo pembuatan website bulan ini

Rangkaian ini juga dikenal sebagai Makiyis atau Melis. Tujuan dari pelaksanaannya adalah pembersihan Bhuana Agung dan Bhuana Alit.



[the_ad id=”1336″]

Dalam buku Acara Agama Hindu karya Putu Sanjaya pada halaman 93-95 disebutkan bahwa Melasti bertujuan untuk memohon kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa dengan manifestasi sebagai penguasa lautan guna membersihkan Bhuana Agung.

Baca Juga:  Dipasang Sebelah Kanan Menghadap ke Jalan, Ini Makna dari Penjor Galungan yang Wajib Diketahui

Selain itu juga memohon tirta amertha sebagai sarana untuk penyucian alam semesta beserta isinya. Melasti biasanya dilaksanakan sebelum Nyepi.

Tawur/ Pecaruan

Dalam pelaksanaannya, upacara ini dilaksanakan dari tingkat provinsi hingga tingkat keluarga. Untuk pelaksanaan ditingkat provinsi, kabupaten/ kota, kecamatan dan desa pelaksanaan dilakukan di perempatan, pertigaan atau alun-alun.



[the_ad id=”1399″]

Upacara ini dilakukan sebagai proses penyucian kepada Bhuta kala agar tidak menganggu.

Selain itu, upacara ini juga dilakukan untuk memohon kepada Ida Sanghyang Widhi untuk penyucian serta harmonisasi Bhuana Agung beserta isinya.

Baca Juga:  Lengkap! Ini Daftar Purnama dan Tilem Sepanjang Tahun 2024

Dan upacara ini sekaligus diikuti dengan proses Pengrupukan pada sore hari atau Sandhya Kala.

Brata Penyepian

Dilaksanakan pada saat Nyepi, Brata Penyepian juga dikenal sebagai Catur Brata Penyepian.

Baca Juga:  Fakta Menarik Kuningan di Bali, Nasi Kuning, Tradisi Mekotek hingga Sembahyang Sebelum Pukul 12 Siang

Catur Brata Penyepian ini sebagai berikut:

Amati Geni: Tidak menyalakan api atau sinar. Secara bhatin, Amati Gni adalah memadamkan nafsu indrya negatif.

Amati Karya: Tidak melakukan aktifitas bekerja. Ini baik untuk melakukan introspeksi diri.

Baca Juga:  Apa Itu Yadnya Sesa, Dilaksanakan di Mana dan Apa Banten Yadnya Sesa

Amati Lelungaan: Tidak bepergian. Masyarakat tidak melakukan aktifitas keluar rumah atau tidak beeprgian.

Amati Lelanguan: Tidak melampiaskan nafsu indrya seperti berjudi, mabuk dan sebagainya.

[the_ad id=”1399″]

Adapun makna dari Catur Brata Penyepian ini sebagai berikut:

Mengendalikan indrya, mewujudkan rasa bhakti, instrospeksi diri dan meningkatkan swadharma berdasarkan budhi pekerti yang luhur.

Baca Juga:  Pujawali Bhatara Brahma, Banten, Doa dan Maknanya

Pelaksanaan dari Catur Brata Penyepian ini selama 1×24 jam yang dilaksanakan sejak 0agi pukul 6 di saat Nyepi hingga pukul 6 pagi keesokan harinya atau Ngembak Gni. ***

[the_ad id=”1336″]

ikuti kami di Google News

0 Reviews

Write a Review

ikuti kami di Google News

0 Reviews

Write a Review

Baca Juga:

error: Content is protected !!