Sugihan Jawa dan Sugihan Bali, Apa Maknanya?
Daftar Isi
Dua Rangkaian Menuju Galungan dan Kuningan, Pembersihan Bhuana Agung dan Bhuana Alit
KABARPORTAL.COM – Berkut ini adalah penjelasan tentang Sugihan Bali dan Sugihan Jawa yang menjadi rangkaian dari Galungan.
Lontar Sundarigama menyebutkan bahwa Sugihan Jawa dikenal sebagai Parerebuan yakng memiliki makna penyucian.
Yang disucikan adalah alam semesta atau Bhuana Agung. Sedangkan untuk Sugihan Bali bermakna penyucian diri atau Bhuana Alit.
[the_ad id=”1399″]
Sugihan Bali juga dikenal dengan Raga Tawula. Kedua Sugihan ini merupakan saling keterkaitan dan seharusnya dijalankan keduanya.
Masih dalam Lontar Sundarigama, saat Sugihan Jawa selain melakukan persembahyangan juga dilakukan pembersihan pada Sanggar, Parahyangan dan tempat suci.
[the_ad id=”1399″]
Sebab pada Sugihan Jawa juga dipercaya para Dewa turun ke bumi dan malinggu di Sanggar dan Parahyangan atau tempat suci.
Sedangkan untuk penyucian diri bisa dengan melakukan melukat di Gria atau sumber air.
[the_ad id=”1399″]
Rainan Sugihan Jawa datang pada Wrespati Wage Wuku Sungsang.
Adapun mantra atau doa yang digunakan saat melaksanakan Sugihan Jawa sebagai berikut:
[the_ad id=”1399″]
Mantra atau Doa Sugihan
Om Brahma Wisnu Iswara Dewam
Jiwatmanan Trilokanam
Sarwa jagat pratistanam
Suddha klesa winasanam
[the_ad id=”1399″]
Artinya:
Om Hyang widhi dalam wujud Brahma Wisnu dan Iswara
Yang menjiwai ketiga dunia ini (bhur, bwah, swah)
Sucikanlah seluruh jagat raya
Bersihkanlah dari segela kotoran
Adapun saranan atau banten yang digunakan untuk melaksanakan Sugihan Jawa menyesuaikan dengan kemampuan umat.
[the_ad id=”1399″]
Namun dalam buku yang sama disebutkan bahwa banten untuk melaksanakan Sugihan Jawa adalah Suci berupa peras tulung sayut, nasi untek 5 bungkul, raka, porosan, sampian pusung, daging ayam, urab barak, urab putih, sate ayam brumbun, dan canang sari.
Kemudian usai melaksanakan pangererebuan atau pembersihan, banten ditempatkan di hadepan bangunan suci, rumah atau lebuh dan diberikan tetabuhan berupa arak berem.
[the_ad id=”1399″]
Untuk di Sanggah menggunakan pejati, penyeneng, canang pasucian, ayaban tumpeng 5 bungkul, ajengan dengan guling itik atau ayam putih, prayascita, beyakawonan dan banten pangarerebuan.
Rainan Sugihan Bali datang pada Sukra Kliwon Wuku Sungsang. Sebenarnaya ada satu lagi Sugihan namun jarang dilaksanakan yakni Sugihan Tenten.
[the_ad id=”1399″]
Sugihan ini terjadi pada Buda Pon Wuku Sungsang. Saat Sugihan Tenten, umat akan melakukan persiapan berupa bersih-bersih di area merajan, hingga pura. ***
ikuti kami di Google News
0 Reviews
ikuti kami di Google News