Apa Sih Makna Tamiang, Ter dan Endongan saat Rainan Kuningan?
KABARPORTAL.COM – Apa sih makna tamiang, ter dan endongan saat rainan Kuningan? Berikut ini adalah penjelasan tentang makna dari tamiang, ter dan endongan saat rainan Kuningan di Bali.
Dalam artikel ini adalah dibahas mengenai tamiang, endongan dan ter yang menjadi bagian dalam perayaan Kuningan. Tak hanya itu, pada bagian terakhir juga dibahas tentang endongan serta ter yang merupakan satu kesatuan.
[the_ad id=”1399″]
Daftar Isi
Apa itu Tamiang
Tamiang merupakan simbol kekuatan untuk menjaga diri dari hal negatif.
Tamiang berasal dari kata tameng yakni alat untuk melindungi diri. Dalam hal ini, tamiang diartikan sebagai prisai untuk mempertahankan kemenangan yang didapat saat hari raya Galungan.
[the_ad id=”1399″]
Saat Kuningan berlangsung Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai Ida Bhatara Wisnu tengah melakukan payogan.
Jenis-jenis Tamiang
Ada setidaknya 2 jenis tamiang yang bisa ditemui yakni tamiang hias dan tamiang dan tamiang Upacara
Tamiang Hias
Seperti namanya, tamiang hias digunakan untuk aneka kegiatan. Tentunya tamiang ini juga memiliki bentuk yang mirip dengan tamian banten atau upacara.
Tamiang Upacara/ Banten
Dari namanya sudah bisa diketahui jika jenis tamiang ini digunakan untuk perlengkapan atau sarana upacara keagamaan.
[the_ad id=”1399″]
Sehingga tidak bisa digunakan sembarangan. Tamiang banten ini berisi porosan yakni lambang Ida Sang Hyang Widhi Wasa, kemudian ada bunga sebagai wujud bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Apa itu Endongan dan Ter
Kamus Bali-Indonesia (Dinas Pendidikan Dasa Provinsi Bali, 1991) dijelaskan bahwa nedongan merupakan tempat bekal dari tapis kelapa.
[the_ad id=”1399″]
Kemudian ada juga ter yakni simbol panah atau senjata. Ter berbentuk atau menyerupai panah dan sampian gantung merupakan simbol penolak bala.
Ketiga saranan ini memiliki keterkaitan dan dipasang di pojok rumah dan palinggih.
Kuningan Sembahyang Sebelum 12 Siang
Saat merayakan Kuningan, persembahyangan dilakukan sebelum jam 12 siang waktu setempat.
[the_ad id=”1399″]
Ini juga disebutkan dalam lontar Sundarigama yakni usai siang hari para dewa dan roh leluhur kembali ke alam sunia.
Itulah penjelsan tentang makna tamiang, ter dan endongan saat Kuninga di Bali. ***
ikuti kami di Google News
0 Reviews
ikuti kami di Google News