Apa Itu Tumpek Kandang, Banten dan Doa untuk Melaksanakan Tumpek Uye
Berikut adalah penjelasan tentang Tumpek Uye atau Tumpek Kandang di Bali.
Tumpek Kandang diperingati setiap 6 bulan sekali atau 210 hari menurut perhitungan kalender Bali.
Tumpek Kandang merupakan pertemuan antara Saptawara Saniscara, Pancawara Kliwon dan Wuku Uye.
Pada saat rainan Tumpek Kandang, dilakukan pemujaan Ida Sang Hyang Widhi, Sang Hyang Siwa Pasupati yang bermanifestasi sebagai Rare Angon yakni pengembala.
Adapun sarana banten yang bisa digunakan dalam melaksanakan Tumpek Kandang atau Tumpek Uye adalah banten madya, banten agung atau banten utama.
[the_ad id=”1336″]
Disebutkan dalam buku yang diterbitkan oleh I Gede Dopang Budiawan dari Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar, ketiga tingkatan banten tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
Banten Alit (terkecil/nista)
Pras Penyeneng, Guru, tegen-tegenan yang isinya nasi yang dibungkus dengan daun pisang, buah pinang yang lebih dari satu biji, kemudian dilengkapi dengan daksina yang berisi kelapa yang sudah dihilangkan kulitnya, telur, tipat, beras secukupnya, dan diatasnya ditaruh canang sari.
Banten Madya (sedang)
Sesayut, pengambean, pengulapan, pras pemyeneng, dan jerimpen kemudian juga dilengkapi dengan daksina yang berisi kelapa yang sudah dihilangkan kulitnya, telur, tipat, beras secukupnya, dan diatasnya ditaruh canang sari.
Selanjutnya wakul, wakul ini terbuat dari daun ron atau daun dari pohon sengon, kemudian tangkih yang dibuat dari daun kelapa atau janur yang isinya saur, kacang, dan telur, serta dilenkapi dengan sampian latih guak.
[the_ad id=”1399″]
Banten Agung (utama)
Sayut pengambean, pras penyeneng, banten guru, sayut pengulapan, pucak manik,, banten penyegjeg, banten pengiring, sayut tebasan, sayut telepokan, tegentegenan, dan banten guling.
Banten guru yang isinya tumpeng, telur, pisang empat biji, sampai dengan gambah, banten bguling yang berisikan aledan tajuh, tumpeng 2 buah, pisang, cemper, sertadilengkapi dengan sampian yang terbuat dari janur banten guling ini ditaruh disebelah guling.
[the_ad id=”1336″]
Dan berikut ada mantra atau doa yang dipergunakan dalam upacara Tumpek Kangdang.
Upacara Tumpek Kandang dengan Banten Alit
Om indata hita Sang Rare Angon anganturajken praspenyeneng, daksina, angaturaken ring Sang Angambel urip para wewalungane, amogitha anglungsur panugrahan ngicenin keslamatan lan kerahayuan kedirghayusaan.
Terjemahannya :
Semoga bahagia Sang Rare Angon mempersembahkan mempersembahkan daksina, mempersembahkan atas nama Tuhan yang memelihara hewan berkaki empat, memeohon penganugrahan semoga memberikan keselamatan panjang umur.
Upacara Tumpek Kandang dengan Banten Madya
Om Sri namah, namah swaha
Om puja sanjana astra, sastra pakulun angadeg Sang Rare Angon, reh manusan nira angaturin inggihan wewantenan sane katur sesayut pengulapan, pengmbean,lan pisang guru. yening wenten sekirang langkung, niki wenten berasa sokan, jinah satak laweh stukal sane katur ring peras agung, amogitha nunas pengampura. Om Ang, Mang, Namah Swaha.
[the_ad_placement id=”ads-3″]
Terjemhannya :
Ya Tuhan dalam menifestasi sebagai Sang Rare Angon, hamba-Mu mengaturkan kepada-Mu sesaji berupa sesayut pengulapan, pengambean, dan pisang guru, jikalau ada kurang lebih ini hamba mempersembahkan mempersembahkan pengambean, uang 200 kepeng benang segulung, dan kalau ada yang kurang hamba mohon maaf.
Upacara Tumpek Kandang dengan Banten Agung (Utama)
Ong Ide te kita pada saking purwa desa sinangaken tapa muliha kita maring purwa desa, manebah te kita maring Sang Hyang Iswra lan Sang Rare Angon. Om sang namah linggan tan wus sang mangkana, pasang sarga kita ring Sang Hyang Iswara.
[the_ad id=”1336″]
Arwa tan te kita, arwa tan kita, menganti tikena Sang Hyang Rare Angon, angaturin Ida wewantenan sane akatur sesayut pengambean, penyegjeg lan pengulapan, reh manusan nira angaturin amogitha nglungsur kerahayuan kerahajengan, lan keselamatan, kirang langkung atur tityang, tityang nunas pengampura, beras sokan , jinah satak lawes tukel sane katur ring pras agung.
Terjemahannya :
Ya Tuhan yang bersetana di timur, yang bersetana dan ber yoga dengan sangat mulia hamba dari arah timur, menyembah-Mu dalam wujud Sang Hyang Iswara dan Sang
Hyang Rare Angon.
Setelah itu memohon maaf kepada-Mu Sang Hyang Iswara sebagai pengganti Sang Rare Angon, menghaturkan kepda-Mu sesaji yang dipersembahkan sesayut pengambean, penyegjeg lan pengulapan, karena hamba-Mu mempersembahkan dengan kerendahan hati memohon keselamatan kurang lebih permohonan hamba mohon maaf, beras sewakul, benagng segulung, uang 200 kepeng, yang hamba persembahkan dalam bentuk pras agung.
Umat bisa memilih dan menyesuaikan dengan kemampuan dalam melaksanakan upakara. ***
ikuti kami di Google News
0 Reviews
ikuti kami di Google News