Banten Kajeng Kliwon, Rainan Keramat di Bali yang Datang Setiap 15 Hari Sekali
Kajengkliwon merupakan rainan yang datang setiap 15 hari sekali dan rainan ini merupakan pertemuan Pancawara Kliwon dengan Triwara Kajeng.
Kajeng Kliwon ada 3 jenis yakni Kajengkliwon Uwudan, Kajengkliwon Enyitan dan Kajengkliwon Pamelastali. Ketika rainan Kajengkliwon datang, umat Hindu akan melaksanakan persembahyanan dengan beberapa banten serta segehan.
Simak penjelasan berikut ini tentang makna, jenis dan juga banten yang digunakan untuk melaksanakan Kajeng Kliwon.
Kajeng Kliwon Uwudan terjadi setelah Purnama kemudian Kajeng Kliwon Enyitan terjadi setelah Tilem sedangkan Kajeng Kliwon yang terjadi setiap enambulan sekali disebut sebagai Pamelastali.
Saat kajeng Kliwon Uwudan dihaturkan banten berupa blabaran atau segehan, tipat dampul.
Pada kajeng kliwon juga dikenal sebagai hari yang digunakan untuk berbuat ugig oleh mereka yang menekuni ilmu pengleakan di Bali.
[the_ad id=”1336″]
Di Bali Pangeleakan atau Penestian dihidupkan pada waktu rahina Kajeng Kliwon.
Banten segehan/blabaran adalah salah satu sarana untuk menetralisir kekuatan negatif. Kajeng kliwon jatuh pada perhitungan Tri Wara yakni Kajeng kemudian Panca Wara yakni Kliwon.
[the_ad id=”1399″]
Sehingga pertemuan antara Kajeng dengan Kliwon diyakini sebagai saat energy alam semesta yang memiliki unsur dualitas bertemu satu sama lain.
Energy dalam alam semesta yang ada di Bhuwana Agung semuanya terealisasi dalam Bhuwana Alit atau tubuh manusia itu sendiri.
Saat Kajeng Kliwon Uwudan pada umumnya umat Hindu akan menghaturkan blabaran yang dihaturkan pada masing-masing palinggih di rumah.
[the_ad id=”1399″]
Tujuannya untuk memohonkan keselamatan dan berkelimpahan rezeki dari Ida Bhatara yang berstana di palinggih tersebut.
Banten Blabaran dihaturkan di bawah dan dituju kepada penghuni alam bawah yakni manusia, hewan hingga gumatat-gumitit.
Segehan yang dihaturkan saat Kajeng Kliwon yakni Segehan Cacah.
Banten yang digunakan saat melaksanakan Kajeng kliwon adalah canang lengawangi, buratwangi, canang yasa dan canang gantal.
Banten ini diletakkan di atas dan dipersembahkan untuk Durgawi.
Sedangkan untuk sesajen dihaturkan di tanah merajan atau sanggah, pekarangan rumah serta pintu masuk utama.
[the_ad id=”1399″]
Sesajan ini ditujukan kepada Sang Durga Bhucari, Kala Bhucari dan Bhuta Bhucari. ***
0 Reviews
ikuti kami di Google News