Bukan Sekedar Hiburan Saat Galungan dan Kuningan, Yuk Cerita Singkat Ngelawang di Bali
DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Begini sejarah Ngelawang yang sering kali ditemukan sepanjang perayaan Galungan dan Kuningan di Bali.
Ngelawang biasanya dilaksanakan ketika sore hari sepanjang perayaan Galungan dan Kuningan.
Di mana sekelompok anak-anak (kadang juga orang dewasa) berkeliling desa dari rumah ke rumah warga menarikan (biasanya) barong bangkung dengan gambelan baleganjur.
Dari ideologinya, Ngelawang memiliki tujuan untuk ngeruwat jaga atau menetralisir bumi dari hal negatif.
Hal ini diungkapkan oleh Budayawan Bali, Prof. Made Bandem dalam sebuah wawancara.
Barong digunakan sebagai simbol dari kekuatan dewa yang hendak menyucikan alam semesta.
Sehingga, pelaksanaan Ngelawang ini pun dilaksanakan hanya pada waktu khusus atau waktu tertentu saja.
Ngelawang sejatinya, kata Prof. Made Bandem, bisa dilaksanakan 1 bulan penuh selama Galungan dan Kuningan berlangsung yakni hingga Buda Kliwon Wuku Dungulan.
Kemudian sarana barong yang digunakan untuk Ngelawang merupakan milik Desa Adat yang ada di Bali seperti Barong Macan, Barong Kedingkling, Barong Macan hingga Wayang Wong.
Tentunya ini disesuaikan lagi dengan kepercayaan setempat selayaknya Barong Kedingkling dan Barong Menjangan yang dipercaya sebagai simbol untuk mengusir sarwa Butha Kala.
Selain itu, jika melihat dari ideologinya, Ngelawang juga harus mengacu pada Siwam, Satyam dan Sundaram yakni kesucian, etika dan juga keindahan.
Dengan demikian, ketika melaksanakan penampilan dari Ngelawang bisa tercermin keindahan dari sisi gerak hingga ritme dan termasuk dalam tetabuhan yang mengiringinya.
Pun ketika proses Ngelawang berlangsung, sejatinya bisa diberikan sesajen sebagai bentuk syukur masyarakat dan “lungsuran” dari prani tersebut bisa dinikmati oleh mereka yang mementaskan barong. ***
0 Reviews
ikuti kami di Google News