Dewasa Ayu Purnama Kesanga 14 Maret 2025, Baik untuk Membangun dan Beryadnya

Ilustrasi Canangsari/ Kabarportal
Makna dan Tradisi Purnama Kesanga dalam Kehidupan Umat Hindu di Bali
DENPASAR, KABARPORTAL.COM – Setiap bulan penuh atau Sukla Paksa, umat Hindu di Bali merayakan Purnama Kesanga, sebuah momen sakral yang dipercaya sebagai waktu istimewa untuk penyucian diri, pemujaan kepada para dewa, serta berbagi kebaikan melalui dana punia.
Purnama Kesanga: Waktu Sakral untuk Penyucian Diri
Dalam lontar Sundarigama, Purnama disebut sebagai payogan Sang Hyang Candra, yang bermakna sebagai waktu suci bagi Dewa Bulan untuk beryoga. Secara lebih luas, Purnama juga dianggap sebagai hari penyucian diri, baik secara lahir maupun batin.
[irp]
Dijelaskan dalam lontar tersebut:
“Ada hari penyucian diri bagi Dewa Matahari dan Dewa Bulan yang juga disebut Sang Hyang Rwa Bhineda, yaitu saat Tilem dan Purnama. Saat Purnama adalah payogan Sang Hyang Wulan (Candra), sedangkan saat Tilem Sang Hyang Surya yang beryoga.”
Ritual dan Persembahan di Hari Purnama
Sebagai hari yang penuh berkah, umat Hindu di Bali melakukan berbagai upacara keagamaan saat Purnama Kesanga, antara lain:
- Persembahan Canang dan Sesajen Umat Hindu membuat canang wangi-wangi dan canang yasa yang dipersembahkan kepada para dewa di Sanggah dan Parahyangan.
- Pemujaan dan Permohonan Tirta Suci Setelah mempersembahkan sesajen, umat Hindu memohon tirta atau air suci sebagai sarana penyucian diri.
- Dana Punia: Berbagi Kebaikan di Hari Suci Selain pemujaan, Purnama Kesanga juga merupakan waktu yang tepat untuk melakukan dana punia atau sedekah. Konsep ini dijelaskan dalam kitab Sarasamuscaya yang menekankan pentingnya sifat tanpa iri hati serta ketekunan dalam berbuat kebajikan.
Dalam Bhagavad Gita XVII.25 juga disebutkan:
“Dengan ucapan ‘Tat’ dan tanpa mengharap pahala atas penyelenggaraan yajna, tapa brata, serta berbagai bentuk dana punia, semua dilakukan demi mencapai moksa.”
[irp]
Purnama Kesanga: Momen untuk Menyelaraskan Diri dengan Alam
Lebih dari sekadar ritual, Purnama Kesanga mengajarkan keseimbangan dalam kehidupan. Hari ini menjadi waktu terbaik untuk melakukan refleksi diri, membersihkan pikiran, dan meningkatkan spiritualitas. Dengan memanfaatkan energi positif yang dipancarkan oleh bulan penuh, umat Hindu di Bali memperkokoh hubungan dengan alam semesta serta memperkuat nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.
Ala Ayuning Dewasa, 14 Maret 2025
Amerta Masa. Baik untuk upacara Dewa Yadnya, membangun, dan bercocok tanam. (Alahing dewasa 2).
Ayu Dana. Hari Baik melaksanakan Panca Yadnya, segala macam pekerjaan, berdana punia, bersuci laksana, mengajukan permohonan, bercocok tanam. (Alahing dewasa 2).
Kala Gotongan. Baik untuk memulai suatu usaha. Tidak baik untuk mengubur atau membakar mayat. (Alahing dewasa 4).
Kala Sudukan. Tidak baik untuk memindahkan orang sakit, menunjukkan unsur perombakan. (Alahing dewasa 3).
Kala Temah. Tidak baik untuk dewasa ayu. (Alahing dewasa 3).
Kala Upa. Baik untuk memulai mengambil/memelihara ternak (wewalungan). (Alahing dewasa 4).
Pamacekan. Baik untuk mengerjakan sawah/tegal, membuat tombak penangkap ikan. Tidak baik melaksanakan yadnya (Alahing dewasa 2).
Pararasan: Laku Bulan, Pancasuda: Wisesa Segara, Ekajalaresi: Manggih Suka, Pratiti: Nama rupa
[irp]
Itulah dewasa ayu Purnama Kesanga tahun 2025 menurut kalender Bali.
***