Menyambut Hari Suci Nyepi Tahun Baru Caka 1947: Rangkaian Upacara dan Maknanya

Ogoh-ogoh menjadi salah satu hal yang paling ditunggu ketika Nyepi/ Canva/ Kabarportal
1. Melasti: Penyucian Diri dan Alam
Upacara Melasti menjadi tahap awal dalam rangkaian Hari Suci Nyepi. Prosesi ini juga dikenal dengan istilah mekiyis, melis, atau mekekobok, tergantung pada tradisi adat di masing-masing desa di Bali. Berdasarkan lontar Aji Swamandala dan Sundarigama, Melasti merupakan ritual penyucian dengan mengiringi Ida Bhatara ke laut (segara) sebagai simbol pembersihan diri dan alam semesta dari segala kotoran duniawi.Sebelum prosesi Melasti, umat Hindu biasanya melakukan matur piuning di tingkat rumah tangga dengan menghaturkan pejati sebagai simbol permohonan restu. Setelah itu, mereka berangkat ke laut untuk mengikuti ritual penyucian, mengambil air suci (tirtha segara), lalu membawanya pulang untuk disiratkan ke pelinggih dengan menghaturkan soda putih kuning.[irp]Menurut Penyuluh Agama Hindu Kantor Kementerian Agama Kota Denpasar, Ida Ayu Made Ratih Prabadewi, M.Pd.H., prosesi ini menegaskan pentingnya hubungan manusia dengan alam. "Melasti bukan sekadar ritual, tetapi juga refleksi spiritual bahwa manusia harus senantiasa menjaga keseimbangan dan kesucian alam," ujarnya.2. Tawur Kesanga: Menyelaraskan Energi Alam
Setelah Melasti, prosesi berikutnya adalah Tawur Kesanga yang bertujuan untuk menyeimbangkan kekuatan alam agar tetap harmonis. Pada tahun ini, upacara Tawur Kesanga di Kota Denpasar dijadwalkan berlangsung pada 28 Maret 2025 pukul 11.00 WITA, sementara untuk tingkat desa adat akan digelar pada pukul 16.00 WITA.Di tingkat rumah tangga, prosesi ini dilakukan saat sandikala (menjelang senja), diakhiri dengan pengerupukan, yaitu ritual mengusir roh-roh negatif dengan membunyikan kentongan dan mengarak ogoh-ogoh sebagai simbol Bhuta Kala.[irp]3. Catur Brata Penyepian: Introspeksi Diri di Hari Nyepi
Puncak dari rangkaian Hari Suci Nyepi adalah pelaksanaan Catur Brata Penyepian, yaitu empat pantangan yang harus dijalankan selama 24 jam penuh:- Amati Geni: Tidak menyalakan api, termasuk listrik, sebagai simbol pengendalian hawa nafsu.
- Amati Karya: Tidak melakukan aktivitas atau pekerjaan fisik guna mencapai ketenangan batin.
- Amati Lelungan: Tidak bepergian atau keluar rumah sebagai bentuk introspeksi diri.
- Amati Lelangunan: Tidak menikmati hiburan atau kesenangan duniawi agar dapat fokus pada perenungan.
1 dari 2 halaman
ikuti kami di Google News