Profesi Sebagai Make Over atau Makeup Artis? Coba Tangkil ke Pura Ini

Tangga masuk ke Pura Melanting di Buleleng/ kabarportal
BULELENG, KABARPORTAL.COM – Batu Permata Pulaki tidak hanya ditemukan di tebing-tebing kawasan Pura Pulaki dan Pesanakan, Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak, Buleleng. Keberadaannya bahkan memiliki nilai sakral sebagai media pemujaan bagi umat Hindu.
Penggunaan batu sebagai sarana persembahyangan dapat dijumpai di berbagai pura di kawasan Pulaki, seperti Pelinggih Gedong Artha, Pura Puncak Cermin, Pura Melanting, Pura Puncak Kursi, Pura Pabean, dan beberapa pura lainnya. Keberadaan batu-batu besar di wilayah ini erat kaitannya dengan kondisi geografis Desa Banyupoh yang berbukit dan kaya akan batuan alam.
Ida Bagus Putu Eka Suadnyana, dosen STAHN Mpu Kuturan Singaraja dalam sebuah wawancara menjelaskan bahwa penggunaan batu sebagai sarana pemujaan di Pelinggih Gedong Artha telah dilakukan sejak lama. Pura ini merupakan bagian dari rangkaian pura Melanting yang sering dikunjungi umat dalam prosesi persembahyangan.
“Umat yang hendak bersembahyang ke Pura Melanting biasanya lebih dulu memuja di Pura Ratu Lingsir, Pura Pasar Agung, Pura Batu Cermin, dan Pura Gedong Artha,” jelasnya.
Pelinggih Gedong Artha diyakini sebagai tempat untuk memohon anugerah rezeki. Selain pelinggih utama berbentuk gedong artha, terdapat dua pelinggih lain di depannya yang tersusun dari batu alam dan berfungsi sebagai stana penglurah atau penjaga.
Tak hanya Gedong Artha, kawasan Pura Melanting juga memiliki Pelinggih Batu Cermin, yang namanya diambil dari bentuk batu yang menyerupai cermin. Pelinggih ini dipercaya sebagai tempat memohon anugerah kecantikan dan kewibawaan. Oleh karena itu, tak jarang para pengusaha salon kecantikan datang ke pura ini untuk berdoa sebelum membuka usaha mereka.
Dalam rangkaian upacara piodalan di Pura Melanting, prosesi “ngiasin” atau berhias terlebih dahulu dilakukan di Pura Batu Cermin sebelum upacara utama berlangsung. Prosesi ini mencerminkan keyakinan umat terhadap energi spiritual yang ada di Pura Batu Cermin, terutama karena batu besar di pura ini memiliki permukaan mengilap layaknya cermin.
Dengan nilai spiritual yang tinggi dan keunikan geografisnya, kawasan Pura Melanting dan Pelinggih Gedong Artha terus menjadi pusat persembahyangan dan memohon berkah bagi umat Hindu, khususnya dalam hal rezeki, kecantikan, serta kewibawaan. ***
0 Reviews
ikuti kami di Google News