Sabuh Mas, Soma Ribek rangkaian Pagerwesi
Soma Ribek dan Sabuh Mas merupakan rangkain dari rainan Pagerwesi. Secara filosofi, Sabuh Mas sebenarnya juga masih ada keterkaitan dengan Saraswati.
Saat melaksanakan Sabuh Mas digunakan banten suci peras penyeneng, canang lenga wangi, sesayut, burat wangi dan reresik yang dihaturkan pada sanggah piasan.
Meski demikian, Sabuh Mas tidaklah semeriah atau sebesar rainan lainnya, dibeberapa tempat dilaksanakan cukup sederhana.
Rainan Soma Ribek datang setiap 6 bulan sekali yakni pertemuan antara Wuku Sinta, Pancawara Pon dengan Saptawara Soma.
Saat rainan ini merupakan pujawali dari Sang Hyang Sri Amerta yang bertempat di Lumbung.
Lontar Sundarigama menyebutkan sebagai berikut:
Wuku Sinta, Soma Pon, ngaran Soma Ribek, mangereti ring Sang Hyang Tri Murti ungguan ring lumbung, paryangan, widi-widane, nyanyah geringsing”.
Artinya:
Soma Pon Sinta disebut juga Coma Ribek, hari puja wali Sang Hyang Sri Amrta, tempat bersemayamannya adalah di Lumbung.
Selain itu, saat Soma Ribek Sang Hyang Tri Murti tengah melakukan payogan.
Saat rainan ini juga dilakukan upakara widi widhana dan dilakukan pemujaan kepada DEwi Sri.
Sedangkan banten yang digunakan adalah nyannyah geti-geti, raka pisang mas dan bunga harus lengkap dengan sarana dupa.
Ada sebuah mitos yang menyebutkan bahwa saat Soma Ribek dilarang untuk tidur siang karena Sang Hyang Pramesti Guru tengah melakukan payoan.
Lalu disebutkan pula “ikang wang tan wenang anumbuk pari, angadol beras, katemah dening Bhatara Sri.
Pakenania wenang ngastuti Sang Hyang Tri Pramana. Angisep sari tatwa adnyana, aje aturu ring rahinane.
Artinya, pada saat Soma Ribek orang tidak diperkenankan menumbuk padi dan menjual beras sebab jika ini dilanggar dipercaya akan dikutup oleh Bhayata Sri. ***
ikuti kami di Google News
ikuti kami di Google News